Senin 24 Apr 2017 15:55 WIB

Demo Pemilihan Presiden Prancis Berujung Pembakaran Mobil

Rep: rizkiyan adiyudha/ Red: Budi Raharjo
Pemimpin kelompok sayap kanan Prancis, Marine Le Pen.
Foto: EPA
Pemimpin kelompok sayap kanan Prancis, Marine Le Pen.

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Kepolisian Peracis sudah menahan tiga orang dalam demonstrasi di lapangan Place de la Bastille, Paris. Penahanan dilakukan menyusul hangusnya satu unit mobil dalam aksi massa tersebut.

Tak hanya itu, dalam aksi tersebut massa mengibarkan bendera merah dan benyanyi 'Tidak ada AL dan tidak ada Marcon'. Seperti diwartakan 9news, Senin (24/4), sekitar 300 orang berkumpul untuk melakukan aksi protes.

Polisi terpaksa mulai membubarkan massa menggunakan gas air mata. Sejauh ini, bentorkan antara massa dan polisi belum menelan korban jiwa.

Sebelumnya, demonstrasi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes dari hasil pemilihan presiden Prancis putaran pertama. Berdasarkan polling, Emmanuel Marcon akan berhadapan langsung dengan Marine Le Pen pada pemilihan presiden putaran kedua, 7 Mei nanti.

Dari hasil penghitungan, Emannuele Marcon unggul dengan 23,7 persen suara. Diikuti Marine Le Pen yang meraih 21,7 persen suara. Sementara, kandidat lain seperti Jean-Luc Melenchon (19,5) Francois Fillon (19,5) dan Benoit Hamon (6,2).

Usai pemilihan putaran pertama, Marcon langsung mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya. Dia juga berterima kasih kepada Fillon dan Hamon yang siap mendukungnya dalam putaran kedua.

"Aku ingin berterima kasih kepada warga yang sudah memberikan dukungan padaku. Aku tahu beban yang harus ditanggung tapi aku senang melakukannya," kata Marcon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement