Selasa 25 Apr 2017 09:07 WIB

Mufti Prancis Minta Muslim Bersatu Tolak Le Pen

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Pemimpin kelompok sayap kanan Prancis, Marine Le Pen.
Foto: EPA
Pemimpin kelompok sayap kanan Prancis, Marine Le Pen.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Masjid Agung Paris meminta Muslim bersatu melawan xenophobia di putaran kedua pemilihan presiden Mei nanti. Sebelumnya, langkah ini turut dilakukan masjid-masjid lain di berbagai daerah di Prancis.

Seperti dilansir Huffington Post, Selasa (25/4), pemilihan memang telah mempersempit kandidat menjadi dua, Emmanuel Macron dari independen dan pemimpin Front Nasional Marine Le Pen. Macron dan Le Pen akan saling berhadapan pada 7 Mei.

Senin (24/4), Mufti Masjid Agung Paris Dalil Boubaker, mengeluarkan pernyataan yang mendesak warga Muslim Prancis memilih selain Le Pen. Hal itu dikarenakan ancaman perpecahan dan fragmentasi dari Le Pen terhadap Prancis.

"Pemilihan 7 Mei akan menentukan takdir bagi Prancis dan kelompok agama minoritas," ujar Boubakeur.

Macron, seorang bankir berusia 39 tahun yang mendirikan partai politiknya sendiri dengan mempromoaskan multikultural Prancis. Ia dianggap akan mampu mewujudkan harapan Prancis yang percaya kepada nilai-nilai agama.

Sedangkan Le Pen, politikus berusia 48 tahun mendukung platfom anti-imigran dan mengecam fundamentalis Islam. Ia turut melarang bentuk-bentuk Islami di ruang publik, dan mengidentifikasi identitas Muslim sebagai status imigran.

"Saya menentang pemakaian jilbab di tempat umum, itu bukan Prancis," kata Le Pen kepada Anderson Cooper pada Maret lalu.

Baca juga, Massa Protes Kemenangan Le Pen ke Putaran Kedua Pemilu Prancis.

Le Pen, turut bersumpah memperjuangkan jiwa Prancis dengan menerapkan pembatasan pada daging halal, melarang pakaian religius di publik dan menghentikan peredaran burkini. Hal sebaliknya dilakukan lawan saingannya, Macron.

"Tidak ada agama yang menjadi masalah di Prancis hari ini, jika negara harus bersikap netral, yang merupakan inti sekularisme, kita memiliki kewajiban membiarkan semua orang mempraktikan agama mereka dengan bangga," ujar Macron.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement