Rabu 26 Apr 2017 00:26 WIB

Mendikbud: Untuk Selesaikan Kesenjangan Ekonomi Butuh Banyak Pihak

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
 Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy memberikan piala kepada Pendiri AMIKOM Prof. Suyanto saat malam anugerah Tokoh Perubahan Republika 2016 di Jakarta, Selasa (25/4).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy memberikan piala kepada Pendiri AMIKOM Prof. Suyanto saat malam anugerah Tokoh Perubahan Republika 2016 di Jakarta, Selasa (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan untuk menyelesaikan persoalan kesenjangan ekonomi butuh melibatkan banyak pihak.

"(Kesenjangan ekonomi) persoalan yang sangat besar, melibatkan banyak pihak," kata dia dalam acara Penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2016 di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (25/4).

Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu tidak menampik banyak permasalahan yang menjadi pekerja rumah pemerintah, salah satunya ekonomi. Begitu juga pada dunia pendidikan.

Ia mengakui cukup sulit memperbaiki kualitas pendidikan di seluruh Indonesia. Alasannya, setiap daerah memiliki perbedaan struktural, kultural dan spasial. Kendati demikian, ia mengatakan, fokus Kemendikbud adalah memberkaiki sektor pendidikan.

Republika kembali menggelar penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2016. Tokoh Perubahan Republika 2016 mengusung tema Menggiatkan Ekonomi Berkeadilan untuk Mengatasi Kesenjangan.

Tahun ini, Republika menganugerahi Tokoh Perubahan Republika 2016 pada enam sosok, yakni, Menteri Keuangan Ri Sri Mulyani Indrawati, pendiri BMT Beringharjo Mursida Rambe, pendiri Koperasi Tani Maju Bersama H Artim Yahya, pendiri Wardah Cosmetics Nurhayati Subakat, pendiri Universitas Amikom Muhammad Suyanto, dan pendiri Yayasan Bumi Sehat Robin Lim. Penghargaan akan diberikan pada Selasa (25/4) malam di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement