Kamis 27 Apr 2017 20:10 WIB

Soal Laporan Tiga WNI Tewas di Filipina, Ini Kata Menlu

Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir.
Foto: Antara/Teresia May
Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri belum menerima konfirmasi terkait kabar tentang tiga Warga Negara Indonesia yang tewas dalam pertempuran antara kelompok bersenjata dan tentara Filipina awal pekan ini.

"Sampai saat ini, pagi tadi, KJRI di Davao belum menerima notifikasi konsuler tentang kabar WNI yang menjadi korban," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis.

Pihak KJRI di Davao telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) untuk mendapatkan konfirmasi identitas ketiga WNI yang disebut menjadi korban.

Menlu Retno Marsudi juga telah berkomunikasi dengan Menlu Filipina agar KJRI di Davao dibantu untuk melakukan konfirmasi terhadap identitas korban yang disebut dan apakah benar mereka adalah WNI.

Sebelumnya KJRI Davao juga memperoleh informasi dari otoritas setempat mengenai ditemukannya paspor atas nama MIS.

KJRI telah meminta konfirmasi keaslian paspor yang ditemukan oleh pihak angkatan bersenjata Filipina tersebut, namun demikian, hingga saat ini AFP belum memberikan konfirmasi apakah paspor tersebut terkait dengan 36 orang yang tewas dan di mana persisnya paspor tersebut ditemukan.

Seperti diberitakan pada Senin, Pasukan keamanan Filipina mengklaim telah menewaskan sekitar 36 petempur terkait ISIS, termasuk tiga WNI dan satu warga negara Malaysia dalam serangan udara dan darat selama tiga hari di pulau selatan Mindanao itu.

Komandan divisi militer Brigadir Jendral Roland Bautista mengatakan kepada Reuters mengklaim telah berhasil merebut basis utama pemberontak setelah memenangi pertempuran yang berlangsung dari Jumat.

Bautista mengatakan sejumlah terduga militan dari Indonesia dan Malaysia kemungkinan bergabung dengan kelompok militer yang disebut Maute. Satu paspor Indonesia ditemukan bersama sejumlah senjata dan peledak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement