Jumat 28 Apr 2017 02:12 WIB

AS Siap Aktifkan Sistem Pertahanan Antirudal

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komandan Komando Pasifik Amerika Serikat (AS) Admiral Harry Harris mengatakan dalam beberapa hari mendatang pihaknya akan mengaktifkan sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD). Hal tersebut ia sampaikan dalam pidatonya di hadapan anggota Kongres AS, Rabu (26/4) lalu.

Sebelumnya, AS telah memboyong peralatan dan perangkat THAAD ke Korea Selatan (Korsel). Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah peluncuran rudal nuklir oleh Korea Utara (Korut).

"THAAD akan beroperasi dalam beberapa hari mendatang. Hal ini tentu akan melindungi Korsel dengan lebih baik dari ancaman (rudal) Korut yang terus berkembang," kata Harris dalam pidatonya, seperti dilaporkan laman BBC.

Dalam pidatonya, Harris juga mengungkapkan bahwa dirinya kurang meyakini pemimpin Korut Kim Jong-un dapat menahan diri dan tidak melakukan sesuatu yang membahayakan keamanan. Menurutnya, Kim Jong-un justru semakin mendekati tujuannya membangun rudal nuklir yang berpotensi digunakan untuk menyerang daratan AS.

Kendati sistem pertahanan antirudal juga akan digunakan untuk melindungi Korsel dari rudal Korut, namun ketika komponen dan perangkat THAAD tiba di Seongju, Korsel, pada Rabu lalu, warga setempat berduyun-duyun memprotesnya. Mereka khawatir kedatangan perangkat THAAD justru akan menempatkan hidup mereka dalam bahaya.

Tak hanya warga Korsel, Cina juga sempat menyatakan keberatan kepada AS ketika mereka memutuskan untuk menggunakan THAAD dalam rangka menghadapi ancaman rudal Korut. Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang dalam konferensi pers di Beijing.

Menurut Shuang, cakupan radar THAAD dapat menjangkau dan melemahkan sistem keamanan negaranya. Oleh sebab itu, ia mendesak AS agar menarik kembali perangkat pertahanan antirudal tersebut.

Walaupun AS telah menyiapkan perangkat pertahanan antirudal, namun Korut menegaskan hal itu tak akan membuatnya menghentikan uji coba rudal nuklir. Hal ini disampaikan oleh Direktur Hak Asasi Manusia Korut Sok Chol Won. Ia dipercaya dan diberi mandat oleh pemerintah Korut untuk memberi keterangan pers terkait hal ini.

"Uji coba rudal nuklir merupakan bagian penting dari upaya lanjutan Korut untuk memperkokoh kekuatan nuklir kita," kata Sok Chol Won ketika diwawancara CNN.

Ia sendiri mengakui bahwa negaranya tengah berada di bawah ancaman militer AS. Sebab selain akan mengaktifkan THAAD, AS juga tengah mengerahkan kapal perang dan kapal induknya ke Semenanjung Korea.

Namun menurutnya, hal itu tak akan membuat negaranya gentar dan menghentikan program nuklirnya. "Selama AS melakukan tindakan agresi yang bermusuhan, kami tidak akan pernah menghentikan uji coba nuklir dan rudal," ucap Sok Chol Won.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement