Sabtu 29 Apr 2017 07:02 WIB

Pejabat Kepolisian Filipina Dipecat Kasus 'Bilik Rahasia' Tahanan Narkoba

Red: Ilham
Markas polisi Filipina.
Foto: AP Photo/Aaron Favila
Markas polisi Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Kepolisian Filipina memecat seorang kepala sebuah kantor kepolisian di Manila, Jumat (29/4), serta meluncurkan penyelidikan terkait penemuan bilik rahasia, yang secara ilegal digunakan untuk menahan tanpa dakwaan para tersangka penjahat narkoba. Penemuan bilik tersebut akan semakin mempertanyakan kinerja Kepolisian Nasional Filipina (PNP).

PNP saat ini menuai kecaman terkait serangkaian dugaan penyelewengan kekuasaan dalam perang terhadap narkoba yang dilancarkan Presiden Rodrigo Duterte. Komisi Hak Asasi Manusia (CHR) mengatakan, pihaknya pada Kamis larut malam mendatangi kantor polisi tersebut di distrik Tondo, Manila, yang menjadi wilayah pembunuhan terkait perang terhadap narkoba.

Komisi itu mengatakan, mereka menemukan 12 orang berdesakan di sebuah ruangan sempit, gelap, dan tanpa jendela. Pintu masuk ke ruangan itu ditutup dengan sebuah lemari kayu.

Orang-orang yang berada di ruangan itu telah ditahan selama setidaknya satu minggu tanpa dikenai dakwaan. Komisi mengatakan, polisi berupaya memeras uang dari orang-orang tersebut dengan nilai berkisar antara 20.000 hingga 200.000 peso (sekitar Rp 5,3 juta hingga Rp 53 juta), kata pengacra Jacqueline de Guia, yang menjadi juru bicara CHR.

Beberapa tahanan juga menyatakan mereka disiksa, kata de Guia.

Ia mengatakan. komisi sedang menyelidiki soal apakah kepolisian akan dikenai tuntutan hukum. Kepala kepolisian wilayah, Oscar Albayalde mengatakan, kepala kantor polisi Tondo telah dipecat dan penyelidikan sedang dilakukan.

Ia berterima kasih kepada CHR dan mengatakan bahwa penemuan bilik rahasia tersebut "membuka mata".

"Kami jamin bahwa kami berniat melakukan yang terbaik bagi masyarakat dan kami tidak akan membiarkan tindakan ilegal apa pun yang dilakukan oleh para polisi kami," kata Albayalde melalui pernyataan.

Juru bicara kepresiden, Ernesto Abella, memuji kepolisian karena bertindak tegas dengan memecat kepala kantor polisi tersebut. Sejak Presiden Duterte meluncurkan kampanye memerangi penjabat narkoba 10 bulan lalu, sudah ribuan warga Filipinan yang terbunuh.

Kepolisian mengatakan, pihaknya hanya membunuh karena membela diri dan bahwa para penyelundup dan pemakai narkoba dibunuh oleh pihak-pihak yang main hakim sendiri atau kelompok-kelompok penjahat yang bertujuan membungkam para pemberi informasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement