Sabtu 29 Apr 2017 16:36 WIB

Duterte akan Selidiki 'Sel Rahasia' Tahanan Narkoba

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: Wu Hong/Pool Photo via AP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte berjanji akan menyelidiki penahanan tersangka narkoba di dalam sebuah 'sel rahasia'. Komisi Hak Asasi Manusia (CHR) sebelumnya melaporkan telah menemukan 12 orang ditahan tanpa tuduhan dan dijejalkan ke dalam sebuah ruang kecil yang gelap dan tanpa jendela.

CHR menemukan 'sel rahasia' itu pada Kamis (27/4) di sebuah kantor polisi di Distrik Tondo, Ibu Kota Manila. Distrik Tondo sejauh ini dikenal sebagai 'sarang' pembunuhan tersangka narkoba.

Seorang juru bicara CHR, Jacqueline de Guia, mengatakan, para tahanan yang ditemukan itu telah berada di dalam sel tanpa tuduhan setidaknya selama seminggu. Pintu masuk sel itu disembunyikan di balik lemari kayu.

Menurutnya, polisi di Tondo berusaha memeras uang dari para tahanan, mulai dari 400 sampai 4.000 dolar AS. Beberapa tahanan juga mengatakan mereka telah disiksa. "Ini jelas menjadi masalah karena praktik ini tidak sesuai norma," katanya.

Pada Jumat (28/4), kepolisian Filipina telah memecat kepala polisi Tondo dan melancarkan penyelidikan. Penyelidikan dilakukan di tengah kritik tajam atas dugaan pelanggaran penyalahgunaan kekuasaan dalam operasi memerangi obat-obatan terlarang oleh Duterte.

"Saya akan menyelidiki ini," kata Duterte kepada wartawan. Ia mengatakan akan berbicara dengan kepala polisi nasional Filipina, Ronald dela Rosa, mengenai hal itu.

Anggota Kongres Filipina, Harry Roque, mengatakan dia akan meminta Dewan Perwakilan Rakyat untuk ikut membuka penyelidikan kasus ini. "Saya merasa sangat mengganggu pria dan wanita ini ditahan secara tidak sah, karena tampaknya tidak ada catatan mengenai penangkapan mereka. Mereka mengalami kondisi yang kejam, direndahkan, dan tidak manusiawi," kata Roque dalam sebuah pernyataan.

Kepala polisi daerah setempat, Oscar Albayalde, mengatakan kepala polisi Tondo telah dipecat bersama sekitar 10 polisi lainnya. Dia mengucapkan terima kasih kepada CHR dan mengatakan penemuan tersebut adalah bukti baru.

"Yakinlah kami memiliki kepentingan untuk masyarakat dan kami tidak akan mentolerir tindakan ilegal yang dilakukan oleh polisi," ujar Albayalde.

Baca juga,  Remaja Filipina Tewas dalam Baku Tembak di Sarang Narkoba.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement