Sabtu 29 Apr 2017 19:49 WIB

Moshe Ya'lon: ISIS Minta Maaf ke Israel

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Moshe Ya'alon
Foto: www.timesofisrael.com
Moshe Ya'alon

REPUBLIKA.CO.ID, AFULA -- Militan ISIS dilaporkan telah meminta maaf ke Israel karena telah menembaki pasukan Zionis itu dalam sebuah bentrokan di Dataran Tinggi Golan, perbatasan Israel dan Suriah pada November lalu. Informasi itu diungkapkan seorang mantan Menteri Pertahanan Israel, Moshe Ya'alon, Jumat (28/4).

Bentrokan antara ISIS dan pasukan Israel itu menewaskan empat militan dari kelompok Khalid ibn al-Walid, yang berafiliasi dengan ISIS. Saat itu, tentara Israel terlibat baku tembak dengan kelompok Khalid ibn al-Walid. Pertempuran segera berakhir setelah tank dan pesawat Israel menghancurkan para teroris tersebut.

"Ada satu kasus baru-baru ini ISIS melepaskan tembakan dan meminta maaf," kata Ya'alon, di Afula, Israel Utara, dikutip Times of Israel.

Ya'alon tidak menjelaskan secara detail bagaimana kelompok ISIS menyampaikan permintaan maaf. Di bawah hukum Israel, berkomunikasi dengan kelompok teroris adalah ilegal, karena mereka digolongkan sebagai musuh.

Akan tetapi, petunjuk bisa ditemukan dalam kesaksian Jürgen Todenhöfer, pria Jerman yang menghabiskan 10 hari di dalam penjara ISIS pada 2014. Dia mengatakan, satu-satunya negara yang dikhawatirkan pejuang ISIS adalah Israel.

"Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka tahu tentara Israel terlalu kuat untuk mereka," kata Todenhöfer. "Mereka tidak takut kepada orang Inggris dan Amerika, mereka takut pada orang Israel dan mengatakan tentara Israel adalah ancaman sebenarnya," tambah dia.

Baca juga,  Pasukan Irak Terlibat Bentrokan Sengit dengan ISIS di Mosul.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement