Rabu 17 May 2017 11:44 WIB

Editor Surat Kabar Turki Ditangkap

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Masyarakat menduduki tank yang digunakan untuk kudeta pemerintahan resmi Turki.
Foto: EPA
Masyarakat menduduki tank yang digunakan untuk kudeta pemerintahan resmi Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki menangkap seorang editor surat kabar bernama Oguz Guven. Ia dituding telah menyebarkan propaganda yang berkaitan dengan terorisme.

Guven selama ini dikenal sebagai editor surat kabar Cumhuriyet edisi daring. Media tersebut diketahui sebagai oposisi Pemerintah Turki.

Dilansir dari DW, Rabu (17/5), salah satu alasan Guven ditangkap adalah pemberitaan Cumhuriyet mengenai kematian jaksa agung Turki Mustafa Alper. Pekan lalu, Alper meninggal karena sebuah kecelakaan lalu lintas.

Kantor berita Pemerintah Turki Anadolu mengatakan pemberitaan yang dibuat Cumhuriyet melalui media online dianggap melanggar prinsip sebuah berita. Salah satunya dengan gaya bahasa sensasional yang digunakan di dalamnya.

Alper merupakan jaksa agung yang tengah mengajukan dakwaan pertama terhadap pihak-pihak terkait dengan Fethullah Gulen. Ulama Turki itu yang kini tinggal di Amerika Serikat (AS) dituduh sebagai pelaku utama di balik kudeta gagal yang terjadi pada Juli 2016.

Dalam keterangan, penangkapan Guven juga disebut sebagai bagian penyelidikan atas orang-orang yang berusaha menghentikan pihak berwenang. Media Cumhuriyet dinilai mencoba memandang rendah mereka yang tengah berperang melawan Gulen.

Sebelumnya, penangkapan massal terhadap wartawan Cumhuriyet juga dilakukan oleh Pemerintah Turki. Ada 12 orang, termasuk kepala redaksi, komentator, dan kartunis dari surat kabar itu yang saat ini sedang menunggu persidangan atas dugaan membantu organisasi teroris.

Mereka dapat menghadapi ancaman penjara hingga 43 tahun jika terbukti bersalah mendukung Gulen. Pada tahun lalu, pemimpin redaksi Cumhuriyet Can Dundar juga divonis lima tahun 10 bulan penjara.

Saat itu, ia didakwa karena pemberitaan di halaman utama surat kabar yang mengatakan Pemerintah Turki mengirimkan senjata ke Suriah. Namun, Dundar saat ini telah pergi meninggalkan negaranya dan tinggal di Jerman.

Baca: Kunjungan Erdogan ke Washington Diwarnai Bentrokan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement