Ahad 22 Apr 2012 21:20 WIB

Sarkozy Dibayangi Lawan yang Tangguh

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Hafidz Muftisany
Tersandung isu Muslim. Popularitas Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy terus meningkat jelang Pilpres Perancis. Tapi, isu Muslim dan Islam bisa menjadi batu sandungan bagi Sarkozy demi memuluskan langkahnya memperpanjang tampuk kekuasaan.
Tersandung isu Muslim. Popularitas Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy terus meningkat jelang Pilpres Perancis. Tapi, isu Muslim dan Islam bisa menjadi batu sandungan bagi Sarkozy demi memuluskan langkahnya memperpanjang tampuk kekuasaan.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Tak ubahnya Barack Obama, Nicolas Sarkozy menduduki kekuasaan di tengah harapan perubahan. Sarkozy menghadapi tantangan krisis finansial global dan kesalahannya sendiri.

Pemimpin Prancis tersebut akan menghadapi sembilan lawan tangguh dalam pemilihan presiden yang diselimuti ketakutan dan kemarahan. Pemilihan presiden di Prancis dipenuhi dengan aura negatif dan nostalgia akan era keemasan Prancis. Prancis yang pernah menjadi tujuan wisata papan atas dan negara kaya kini menghadapi tumpukan utang, permasalahan imigran, gaji yang mandek dan yang terpenting, masa depan.

Bagi pemilih, mereka cenderung menyalahkan Sarkozy. Jajak pendapat menunjukkan dukungan terhadap Sarkozy kian memudar. Sarkozy diprediksi akan dihantam mundur dari singgasananya di Istana Elysee oleh kandidat sosialis Francois Hollande.

Hollande yang dikenal dengan citranya sebagai pria baik-baik, melibatkan diri dalam pasar bebas dan menikmati kebangkitan era Occupy Wall Street. Dalam beberapa bulan terakhir, kepopulerannya melebihi Sarkozy. Dalam kampanyenya, Hollande akan menerapkan pajak 75 persen bagi penduduk berpenghasilan tinggi.

Hollande juga kan mempertimbangkan kembali perjanjian fiskal Eropa untuk membendung krisis utang di benua tersebut. Menurutnya, perjanjian tersebut terlalu fokus pada pemotongan biaya dan merugikan rakyat biasa.

Jika kandidat tangguh lain, Jean-Luc Melenchon mendapatkan dukungan kuat, ia dan pendukungnya mampu memaksa Hollande mengubah kebijakannya menjadi conding ke kiri. Berbicara kepada wartawan internasional, Jumat (20/4), Melenchon mengatakan ia akan menerapkan pajak 100 persen kepada golongan kaya.

Di sisi lain, kampanye pemilu menyoroti agama terbesar nomor dua di Prancis: Islam. Kandidat sayap kanan Marine Le Pen secara terang-terangan menentang Islam di Prancis. Ia mengkritik meluasnya ketersediaan daging halal dan para Muslim yang terpaksa beribadah di tepi jalan karena tidak tersedianya masjid.

Retorika tersebut menakutkan banyak pemilih Prancis yang terdiri dari lima juta Muslim. Jumlah tersebut yang terbesar di Eropa. Le Pen dan pendukungnya kerap mengaitkan Islam dengan imigran. Banyak Muslim Prancis memiliki akar keluarga di bekas koloni di Afrika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement