Jumat 01 Jun 2012 22:06 WIB

Pengungsi Suriah Datang, Pasokan Air Yordania Kering

Satu sudut Kota Amman, Yordania di saat malam.
Foto: http://www.trekearth.com
Satu sudut Kota Amman, Yordania di saat malam.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN---Puluhan ribu pengungsi Suriah yang telah menyelamatkan diri dari pembantaian dan kekerasan di negara mereka ke negara tetangga, Yordania, menguras habis sumber air --yang memang sedikit-- di negara tersebut.

Itu adalah tantangan baru bagi Jordania, salah satu dari 10 negara paling kering di dunia, tempat gurun menutupi 92 persen wilayahnya sementara warganya --yang berjumlah 6,7 juta-- bertambah 3,5 persen setahun.

Negara kecil di dunia Arab itu telah menampung gelombang pengungsi Palestina dan Irak akibat konflik regional selama beberapa dasawarsa belakangan, dan kini kerajaan tersebut menerima lagi tak kurang dari 120 ribu orang Suriah.

"Mayoritas pengungsi Suriah terpusat di kota besar utara --Mafraq, Ibrid, Ramtha, Jerash dan Ajlun. Semua daerah ini sudah menderita kekurangan air," kata Fayez Bataineh, Sekretaris Jenderal Dinas Pengairan.

"Mereka menambah tekanan atas sumber daya air kami, yang sudah terbatas, dan kami perlu ekstra hati-hati serta menangani sumber daya ini secara bijaksana," katanya.

Bertahun-tahun curah hujan di bawah rata-rata telah menciptakan kekurangan 500 juta meter kubik air per tahun, dan negara tersebut meramalkan akan memerlukan 1,6 juta meter kubik air per tahun sampai 2015.

"Setiap pengungsi Suriah memerlukan sedikitnya 80 liter air bersih per hari, jadi 9.600 meter kubik air per hari untuk 120 ribu orang. Biaya untuk pasokan air bersubsidi ini adalah 13 ribu dinar (18 ribu dolar AS) per hari, belum lagi biaya lain yang berkaitan," kata Adnan Zubi, Asisten Sekretaris Jenderal di Kementerian Pengairan dan Irigasi.

"Itu bukan pertama kali Jordania menampung orang yang dipaksa mengungsi, tapi prasarana dan sumber air kami sudah kelebihan beban," katanya.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement