Rabu 26 Jul 2017 06:49 WIB

Jet Tempur Cina Cegat Pesawat Pengintai AS

Jet tempur siluman kedua Cina, J-31.
Foto: NAVAL OPENSOURCE INTELIGENT
Jet tempur siluman kedua Cina, J-31.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dua jet tempur Cina mencegat pesawat pengintai Angkatan Laut AS di laut Cina Timur pada akhir pekan lalu, dengan salah satu mendekat dalam jarak sekitar 91 meter dari pesawat AS, kata pejabat AS pada Senin (24/7).

Pejabat AS tersebut, yang berbicara dengan syarat tidak disebut jatidirinya, mengatakan bahwa laporan awal menunjukkan salah satu jet tempur J-10 milik Cina berada cukup dekat dengan pesawat EP-3 milik AS, yang membuat jet pengintai AS itu berbalik arah.

Salah satu pejabat mengatakan bahwa jet Cina tersebut dipersenjatai dan penyergapan itu terjadi pada sekitar 148 kilometer dari kota Qingdao, Cina. Pentagon mengatakan bahwa pertemuan kedua pesawat itu membuat keadaan menjadi tidak aman, namun sebagian besar interaksi berlangsung aman.

Kejadian seperti pencegatan jet AS oleh jet tempur China pada Minggu itu cukup sering terjadi. Pada Mei, dua pesawat SU-30 China mencegat pesawat AS yang dirancang untuk mendeteksi radiasi saat pesawat itu terbang di ruang udara internasional di Laut Cina Timur.

Cina memantau secara ketat setiap kegiatan militer AS di sekitar garis pantainya. Pada 2001, pencegatan pesawat mata-mata AS oleh sebuah jet tempur Cina menyebabkan terjadinya tabrakan yang mengakibatkan pilot jet Cina tewas. Pesawat temput AS pun dipaksa melakukan pendaratan darurat di sebuah pangkalan di Hainan.

Sebanyak 24 awak pesawat AS ditahan selama 11 hari, hingga Washington meminta maaf atas insiden tersebut. Peristiwa itu memperburuk hubungan AS-Cina pada masa-masa awal jabatan pertama Presiden George W Bush.

Secara terpisah, Pentagon mengatakan bahwa militer AS akan segera melakukan uji coba lainnya terhadap sistem Pertahanan Area Terminal Jangkauan Tinggi (THAAD). "Uji itu dilakukan sebagai tindakan rutin, untuk memastikan bahwa sistem dalam keadaan siap. Hal tersebut telah direncanakan jauh sebelum peristiwa geopolitik dunia terjadi," kata juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis, kepada wartawan.

Direktur Badan Pertahanan Peluru Kendali, Letnan Jenderal Sam Greaves, mengatakan dalam pernyataan bahwa uji coba akan dilakukan di Pacific Spaceport Complex di Alaska. Pada bulan lalu, Amerika Serikat melesatkan simulasi peluru kendali balistik jarak menengah, mirip dengan yang dikembangkan oleh negara-negara seperti Korea Utara, dalam sebuah uji coba sistem pertahanan THAAD.

Amerika Serikat menempatkan THAAD di Korea Selatan pada tahun ini guna meningkatkan kewaspadaan terhadap peluru kendali jarak pendek Korea Utara. Penempatan tersebut mendapat kritik keras dari Cina, yang mengatakan bahwa sistem radar tersebut dapat menjangkau hingga ke dalam wilayah mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement