Ahad 21 May 2017 20:04 WIB

Di Riyadh Trump Angkat Tema Terorisme dan Radikalisme

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Indira Rezkisari
Presiden AS Donald Trump bersama Raja Salman di Riyadh, (21/5).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump bersama Raja Salman di Riyadh, (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan akan menyampaikan pidato tentang terorisme dan Islam radikal dalam KTT Arab-Islam-Amerika di Riyadh, Arab Saudi, Ahad (21/5). Menurut Penasihat Keamanan Nasional AS Jenderal H.R. McMaster, dalam pidatonya nanti Trump akan mencoba memberi inspirasi dan menjawab kebutuhan untuk menghadapi ideologi radikal.

Dilaporkan laman CBS, dalam pidato mingguannya yang dirilis pada Jumat (19/5) lalu, Trump mengatakan bahwa dia akan menyampaikan pidato tentang ancaman radikalisme dan terorisme di hadapan pemimpin dari 50 negara Muslim yang menghadiri KTT Arab-Islam-Amerika di Riyadh. Pidato tersebut juga akan dimaksudkan untuk mempersatukan dunia Muslim yang lebih luas.

Dalam pidato yang dipublikasikan pada Jumat lalu, Trump mengungkapkan bahwa dirinya akan mewakili pandangan AS terkait terorisme dan radikalisme secara jelas dan terus terang. “Banyak dari pemimpin ini (negara Muslim) telah menyatakan keprihatinan yang berkembang terkait terorisme, radikalisme, dan peran Iran dalam mendanai keduanya,” ucap Trump.

Menurutnya, hal tersebut tampaknya akan membuat para pemimpin negara Islam siap untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab dan peran yang lebih besar dalam memerangi terorisme di wilayahnya masing-masing. “Kami melakukannya (memerangi terorisme) dan kita akan melakukannya bersama,” ujar Trump.

Ketika tiba di Arab Saudi, Trump segera melakukan serangkaian kegiatan dan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara Muslim yang berpartisipasi dalam KTT Arab-Islam-Amerika. Ia juga telah menandatangani kesepakatan paket senjata senilai 110 miliar dolar dengan Arab Saudi selaku tuan rumah. Dari Arab Saudi, Trump dijadwalkan akan melanjutkan kunjungan luar negerinya ke Israel, Tepi Barat, Vatikan, dan Belgia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement