Senin 22 May 2017 14:39 WIB

Kemampuan Rudal Korut Kian Canggih dan Siap Dioperasikan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) kembali melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah pada Ahad (21/5) lalu. Korut mengklaim uji coba tersebut sukses dan mengindikasikan kemajuan terkait kemampuan rudalnya untuk mencapai target, yakni Amerika Serikat (AS).

Kantor berita Korut, KCNA, melaporkan, uji coba rudal pada Senin kemarin dipantau langsung oleh pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un. Kim bahkan disebut memeriksa fungsi mesin bahan bakar untuk rudal yang diberi nama Pukguksong-2 tersebut dan memerintahkan untuk menerapkannya di lapangan.

Menurut keterangan militer Korea Selatan (Korsel) rudal Pukguksong-2 meluncur sejauh 498 kilometer dan mencapai ketinggian 558 kilometer. Rudal tersebut dilaporkan jatuh di perairan lepas pantai timur Korut.

Kantor berita KCNA mengatakan, peluncuran rudal balistik Pukguksong-2 membuktikan keandalan dan ketepatan operasi mesin bahan bakar padat. Penggunaan bahan bakar padat memberikan keuntungan besar karena sifatnya yang lebih stabil dan dapat diangkut dengan mudah di tangki rudal. Hal itu juga memungkinkan peluncuran terjadi dalam waktu singkat.

Melihat hasil uji coba tersebut, Kim Jong-un mengaku cukup puas. “Mengatakan dengan bangga bahwa tingkat serangan rudal sangat akurat dan Pukguksong-2 adalah senjata strategis yang berhasil. Dia (Kim Jong-un) menyetujui penggelaran sistem senjata (rudal) ini untuk tindakan,” kata KCNA mengutip pernyataan Kim Jong-un, seperti dilaporkan laman TIME, Ahad (21/5).

Keberhasilan Korut membangun rudal berbahan bakar padat memang cukup mengejutkan. Direktur Program Keamanan Global yang berbasis di Amerika Serikat, David Wright mengatakan, rudal berbahan bakar padat memiliki beberapa keunggulan dan keuntungan dibandingkan rudal biasa.

“Untuk keperluan militer, rudal berbahan bakar padat memiliki keuntungan bahwa mereka memiliki bahan bakar yang dimuat di dalamnya dan dapat diluncurkan dengan cepat setelah dipindahkan ke lokasi peluncuran,” ungkap Wright.

Baca juga,  Korut: Peluncuran Rudal untuk Targetkan Pangkalan Militer AS.

Kendati demikian, menurutnya, bila Korut menghendaki untuk membangun sebuah rudal balistik antarbenua, hal itu tampaknya tidak akan berhasil dalam waktu dekat. Ia menilai merancang rudal demikian cukup sulit dilakukan.

Wright bahkan menyebut mungkin butuh beberapa dekade bagi negara adidaya seperti Prancis dan Cina untuk bisa beralih dari rudal jarak menengah ke rudal balistik antarbenua. “Jadi ini bukan sesuatu yang akan segera terjadi. Tapi seiring waktu Korut bisa saja melakukannya,” ujarnya.

Korut telah menolak semua seruan untuk menghentikan program nuklir dan misilnya. Termasuk seruan dari sekutu utamanya, yakni Cina. Korut berdalih bahwa rudal yang mereka kembangkan dibutuhkan untuk membela diri secara sah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement