Jumat 26 May 2017 13:10 WIB

Tiga Pria Penting di Balik Program Rudal Korea Utara

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Setelah sukses meluncurkan rudal, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terlihat bertukar senyum dan berpelukan dengan tiga pria misterius dalam foto-foto yang diungkap media Korea Utara. Ketiga pria itu disebut sebagai trio yang sangat diminati oleh badan keamanan dan intelijen Barat, karena memiliki peran penting dalam pengembangan program rudal di Korea Utara.

Ketiganya adalah Ri Pyong-chol, mantan Jendral Angkatan Udara; Kim Jong-sik, seorang ilmuwan roket veteran; dan Jang Chang-ha, kepala pusat pengembangan dan pengadaan senjata. Foto-foto itu menunjukkan bahwa ketiganya adalah pejabat favorit Kim.

Perilaku Kim kepada ketiganya terlihat sangat berbeda dibandingkan dengan yang lain. Tidak seperti kebanyakan pejabat lainnya, dua dari tiga pria itu terbang dengan Kim di dalam pesawat pribadinya, Goshawk-1.

"Kim Jong-un menjaga teknokrat ini benar-benar berada di sisinya, sehingga dia bisa menghubungi mereka secara langsung dan mendesak mereka untuk bergerak cepat. Ini mencerminkan urgensinya mengenai pengembangan rudal," kata An Chan-il, seorang mantan perwira militer Korea Utara, yang telah membelot ke Korea Selatan, di Seoul, Jumat (26/5).

Kim Jong-sik dan Jang Chang-ca bukan berasal dari keluarga elite, tidak seperti banyak tokoh senior lainnya di pemerintahan Korea Utara. Sementara Ri Pyong-chol berasal dari salah satu keluarga yang paling baik di Korea Utara. "Kim Jong-un membesarkan generasi baru dari pembantu utama ayahnya," kata seorang pejabat Korea Selatan yang mengetahui masalah ini.

Ia merujuk pada mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong-il, yang meninggal pada akhir 2011. Yang paling menonjol dari ketiganya adalah Ri. Ri saat ini menjabat sebagai Wakil Direktur Departemen Industri Munisi di Partai Buruh, yang mengawasi pengembangan program rudal balistik Korea Utara. "Big Potato di trio ini adalah Ri Pyong-chol. Dia sudah ada sejak sebelum Kim menjabat," kata Michael Madden, seorang pakar kepemimpinan Korea Utara.

Baca juga, Korut Peluncuran Rudal untuk Targetkan Pangkalan Militer AS.

Lahir pada 1948, Ri pernah dididik di Rusia dan dipromosikan saat Kim Jong-un mulai memasuki pemerintahan Korea Utara pada akhir 2000-an. Ri pernah berkunjung ke Cina sekali dan Rusia dua kali.

Dia bertemu dengan Menteri Pertahanan Cina pada 2008 sebagai komandan angkatan udara. Ia juga menemani Kim Jong-il dalam kunjungan ke sebuah pabrik jet tempur Rusia pada 2011. "Ri terlihat seperti orang partai dalam program rudal," kata Kim Jin-moo, seorang pakar pemangku kepentingan Korea Utara.

Sementara ilmuwan rudal utama dalam trio tersebut adalah Kim Jong-sik. Dia memulai karirnya sebagai teknisi aeronautika sipil, namun sekarang mengenakan seragam jenderal militer di Departemen Industri Munisi. Perannya dalam peluncuran rudal pertama Korea Utara pada 2012 sangat membantunya mendapatkan pengakuan.

"Ketika benda itu meledak dan masuk ke orbit bumi yang lebih rendah, dia mendapat pujian untuk itu," ujar Madden.

Tahun lalu, Kim Jong-sik bekerja di National Aerospace Development Administration atau NADA, badan antariksa Korea Utara. Dia mengawal Kim Jong-un di ruang kontrol misi menjelang peluncuran roket jarak jauh yang sukses pada Februari lalu.

Dari ketiga pria tersebut, Jang Chang-ha paling tidak banyak diketahui publik. Ia menjabat sebagai Presiden Akademi Ilmu Pertahanan Nasional, yang sebelumnya disebut Akademi Ilmu Pengetahuan Alam II. Akademi ini bertanggung jawab atas penelitian dan pengembangan sistem persenjataan canggih di negara tersebut, termasuk rudal dan senjata nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement