Jumat 26 May 2017 13:23 WIB

Australia Tetap Berbagi Informasi Intelijen dengan AS

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.
Foto: AP Photo/Rob Griffith
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan negaranya akan terus berbagi informasi intelijen dengan Amerika Serikat (AS). Pernyataan Turnbull tersebut berkaitan dengan kabar badan keamanan AS membocorkan informasi intelijen tentang penyelidikan serangan bom di Manchester, Inggris.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengungkapkan kekecewaannya terhadap AS terkait bocornya informasi rahasia tentang penyelidikan serangan bom di Manchester. Menurutnya, hal tersebut sangat mengganggu dan menghambat proses penyelidikan. Karena hal tersebut pula Inggris menghentikan suplai informasi intelijen kepada AS.

Menanggapi hal tersebut, Turnbull menilai, kebocoran informasi intelijen jelas merupakan pelanggaran. "Jelas ini adalah pelanggaran keamanan yang disesalkan," ucapnya seperti dilaporkan laman The Guardian, Jumat (26/5).

Namun, menurutnya, bocornya informasi tersebut jelas tidak diharapkan oleh Presiden AS Donald Trump dan Theresa May. "Anda dapat melihat betapa kecewanya Presiden Trump tentang hal itu (bocornya informasi intelijen). Ini disesalkan Trump seperti dilakukan pula oleh Perdana Menteri May," ujar Turnbull.

Kendati demikian, ketika ditanya media apakah Turnbull masih mempercayai AS dan akan tetap berbagi informasi intelijen, ia mengiyakan. "Iya, kami percaya (AS)," ujarnya.

Turnbull mengatakan badan keamanan Australia sudah cukup berhasil dalam menggagalkan rencana teroris. Namun, hal tersebut tak menjamin mereka dapat mencegah setiap potensi serangan teror. Oleh sebab itu, Australia akan tetap berbagi informasi intelijen dengan AS dalam rangka mencegah setiap potensi serangan teror.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement