Jumat 26 May 2017 13:43 WIB

Turki tidak Temukan Catatan Perjalanan Pengebom Manchester ke Suriah

Pengebom bunuh diri yang menewaskan 22 orang saat konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, Salman Abedi.
Foto: The Telegraph
Pengebom bunuh diri yang menewaskan 22 orang saat konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, Salman Abedi.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pengebom bunuh diri yang menewaskan 22 orang di Manchester melalui Instanbul dalam perjalanannya ke Eropa namun tidak ada catatan ia memasuki Suriah selama perjalanan tersebut, kata dua pejabat keamanan Turki, Kamis (25/5).

Para pejabat tersebut mengatakan kepada Reuters Turki sebelumnya tidak mendapat peringatan dari negara-negara Eropa soal si pengebom bernama Salman Abedi. Dengan demikian, ia diizinkan melakukan perjalanan ke Eropa.

Abedi meledakkan diri hingga menewaskan 22 orang, termasuk anak-anak, di sebuah gedung penuh penonton di Manchester pada Senin ketika orang-orang sedang meninggalkan lokasi itu usai melihat pertunjukan penyanyi Amerika Serikat, Ariana Grande.

Abedi yang dilahirkan di Manchester dari orang tua asal Libya, baru-baru ini kembali dari Libya, menurut Menteri Dalam Negeri Inggris Amber Rudd. Saat menggambarkan pergerakan Abedi sebelum serangan, salah satu pejabat Turki mengatakan, "Ada perjalanan dengan penerbangan sebelum dia tiba di Eropa. Pertama, ia pergi ke Eropa lalu ke negara ketiga dan kemudian ke Instanbul dan kembali ke Eropa."

Ia mengatakan negara ketiga yang dimaksud bukanlah Suriah. "Dia tidak pernah menghabiskan waktu di Turki (dan) belum pernah masuk atau keluar dari Suriah selama perjalanannya, tidak ada informasi seperti itu dalam catatan mengenai dia," kata pejabat tersebut.

Ayah Abedi mengatakan kepada Reuters di Libya terakhir kali ia berbicara dengan putranya yang berusia 22 tahun itu satu pekan lalu melalui telepon, dan semuanya biasa-biasa saja. Ia tidak mengatakan di mana putranya berada saat itu.

Sky News, yang mengutip dinas intelijen Jerman, melaporkan pada Kamis Abedi pernah berada di kota Jerman, Duesseldorf empat hari sebelum serangan. Para penyelidik mengatakan mereka yakin Abedi merupakan bagian dari jaringan yang lebih luas di antara kalangan garis keras.

"Tidak ada pemberitahuan data intelijen soal orang ini di negara mana pun di Eropa, termasuk Jerman, sebelum serangan terjadi. Juga tidak ada peringatan yang diterima Turki menyangkut hal ini. Karena itu, tidak ada pembatasan perjalanan bagi dia (Abedi) ke Eropa dari Istanbul," kata pejabat itu.

Serangan Manchester juga melukai 116 orang, yang 75 di antaranya dirawat di rumah sakit dan 23 lainnya masih berada dalam kondisi kritis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement