Sabtu 27 May 2017 17:09 WIB

Duterte Becanda Soal Pemerkosaan di Hadapan Tentara

Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: Wu Hong/Pool Photo via AP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte menerapkan status darurat militer di wilayah selatan Mindanao menyusul aksi kekerasan yang meningkat di wilayah itu.

Di tengah kebijakannya itu, melontarkan candaan kepada para tentara. Ia mengatakan, jika ada tentara yang memperkosa tiga perempuan pada saat darurat militer maka ia akan bertanggung jawab.

Pernyataan itu menunjukkan sikap Duterte yang secara penuh bertanggung jawab atas darurat militer dan segala tindakan tentara untuk memulihkan keamanan.  Kendati begitu ia sesunguhnya tetap tak menolelir jika terjadi pelanggaran.

 

“Jika Anda turun, saya turun. Tapi untuk darurat militer dan konsekuensi darurat militer, saya sendiri yang akan bertanggung jawab. Lakukan saja pekerjaan Anda, saya yang akan mengurus yang lainnya,” kata Duterte pada Jumat (26/5) waktu setempat, menurut Reuters yang dikutip Independent.

 “Saya akan memenjarakan Anda sendiri,” katanya yang mengacu pada tentara yang melakukan pelanggaran. Lalu dia bercanda, “Jika Anda telah memperkosa tiga orang, saya kan mengakuinya, itu bagian saya.”

Duterte menyampaikan ucapan tersebut dalam sebuah pidato di hadapan para tentara di Pulau Mindanao. Dia memberlakukan darurat  militer pada Selasa lalu sebagai upaya untuk menghancurkan pemberontak yang terkait dengan ISIS. Kelompok militan itu telah memerangi militer setelah mengepung wilayah selatan kota.

Ini bukan kali pertamanya Duterte bercanda tentang pemerkosaan. Menjelang pemilihan presiden tahun lalu, dia memicu kemarahan ketika dia mengingat sebuah kerusuhan penjara pada 1989. Saat itu seorang misionaris Australia terbunuh, dan narapidana berbaris untuk memperkosanya.

Dalam candaannya tersebut, Duterte mengatakan bahwa korbannya cantik, dan sebagai wali kota Davao lokasi kerusuhan itu terjadi, seharusnya dia ikut antre. Dia kemudian meminta maaf dan mengatakan bahwa dia tidak bermaksud untuk tidak menghormati perempuan atau korban perkosaan.

 Baca juga,  Duterte Buka Kemungkinan Darurat Militer Filipina.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement