Sabtu 27 May 2017 17:45 WIB

Kemenlu: 17 WNI di Marawi dalam Keadaan Baik

Tentara Filipina di Marawi, Mindanao. Kota tersebut berada dalam darurat militer.
Foto: Reuters
Tentara Filipina di Marawi, Mindanao. Kota tersebut berada dalam darurat militer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Davao memastikan 17 warga negara Indonesia (WNI) di Filipina dalam keadaan baik pascaperistiwa baku tembak antara tentara Filipina dengan kelompok bersenjata di kota Marawi.

"Ada 17 WNI di sana. Yang satu menetap di sana dan berkeluarga, dan 16 orang lainnya adalah rombongan majelis taklim. Telah dikonfirmasi mereka dalam keadaan baik," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Jumat (26/5).

Arrmanatha menjelaskan 16 orang WNI tersebut merupakan bagian dari kelompok majelis taklim yang sedang melakukan keliling tempat ibadah di daerah selatan Filipina. Dia menyebutkan, kondisi para WNI itu baik-baik saja dan mereka sementara ini tinggal di tempat yang dekat dengan kantor polisi setempat. Dia menambahkan para WNI juga mengikuti aturan yang berlaku.

"Mereka mengikuti aturan larangan keluar dan tidak keluar pada jam tertentu," kata dia.

Arrmanatha juga mengatakan KJRI di Davao juga telah mengupayakan evakuasi, namun para WNI tersebut mengaku masih ingin berada di Filipina. Untuk itu, lanjut dia, Kementerian Luar Negeri RI tetap melakukan komunikasi dengan perwakilan di Filipina guna memastikan keamanan para WNI tersebut.

Arrmanatha menambahkan, hingga saat ini belum ada informasi yang menyebut ada dugaan WNI yang ikut dalam penyerangan di Marawi. Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan keadaan darurat militer di Mindanao sejak Selasa (23/5) malam.

Hal itu menyusul terjadinya baku tembak antara tentara Filipina dengan kelompok bersenjata di kota Marawi. Seperti dilaporkan oleh media lokal Filipina, baku tembak terjadi ketika polisi dan tentara bergerak untuk melaksanakan perintah penahanan seorang pemimpin kelompok Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon. Kemudian kelompok bersenjata Maute menanggapi rencana penahanan tersebut dengan menyerbu kota Marawi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement