Ahad 28 May 2017 06:33 WIB

Pelaku Pembunuhan Dua Pembela Muslimah Ditangkap

Komunitas Muslim Amerika menggelar aksi 'I Am A Muslim Too' di New York, Ahad (20/2).
Foto: Istimewa
Komunitas Muslim Amerika menggelar aksi 'I Am A Muslim Too' di New York, Ahad (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PORTLAND -- Dua pria ditikam hingga tewas di kota Portland, AS, pada jumat saat mereka mencoba menghentikan penyerang, yang melecehkan dua wanita, yang tampaknya Muslim, kata polisi. Peristiwa tersebut terjadi di kereta pelaju beberapa jam sebelum memasuki Ramadhan, ketika sekitar 1,6 miliar umat Islam di dunia melaksanakan puasa.

Serangan itu terjadi sesaat sebelum pukul 16.30, ketika seorang pria mulai menghina suku dan agama dua wanita, yang tampaknya Muslim, di kereta MAX di Hollywood Transit Station, kata Departemen Kepolisian Portland dalam pernyataan.

Tiga orang, yang berusaha membela keduanya ditikam, dua di antaranya tewas. Penyerang itu ditangkap sesaat setelah turun dari kereta tersebut, kata kepolisian. Ia menambahkan bahwa wanita itu meninggalkan tempat kejadian tersebut sebelum polisi mewawancarai mereka.

"Di tengah makian dan ocehannya, beberapa orang mendekat dan berusaha menghentikan perilakunya. Ternyata tersangka langsung menyerang orang itu," kata juru bicara kepolisian Portland Pete Simpson dalam pertemuan, yang disiarkan media setempat. "Mereka diserang dengan kejam oleh tersangka," tambahnya.

Dalam pernyataan menanggapi serangan Jumat itu, Dewan Hubungan Amerika-Islam mengatakan bahwa insiden anti-Muslim telah meningkat lebih dari 50 persen di Amerika Serikat dari 2015 hingga 2016, sebagian karena fokus Presiden Donald Trump terhadap kelompok petempur Islam dan pernyataan anti-imigran.

"Presiden Trump harus berbicara secara pribadi menentang gelombang pasang Islamofobia dan bentuk kefanatikan lainnya serta rasisme di negara kita, ia telah memprovokasi melalui banyak pernyataannya, kebijakan dan pengangkatan isu yang bersifat negatif berdampak pada komunitas minoritas," kata Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad.

Pemerintah mengatakan bahwa meski sangat menentang gerilyawan muslim, namun tidak ada permusuhan dengan Islam. Setelah serangan tersebut, polisi mengatakan bahwa salah satu korban tewas di tempat kejadian, sementara lainnya tewas di rumah sakit. Korban ketiga masih dirawat karena luka yang dideritanya nanun tidak mengancam jiwa.

Saksi mengatakan kepada polisi bahwa kedua wanita muda itu kemungkinan adalah muslim. Seseorang diantaranya memakai jilbab. Kepolisian Portland tidak menyebut nama tersangka atau korbannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement