Senin 29 May 2017 14:28 WIB

16 Jasad Warga Sipil Kembali Ditemukan di Marawi

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
 Tentara Filipina di Marawi, Mindanao. Tentara bertempur melawan kelompok ISIS Maute sejak pekan lalu.
Foto: Reuters/Romeo Ranoco
Tentara Filipina di Marawi, Mindanao. Tentara bertempur melawan kelompok ISIS Maute sejak pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MARAWI -- Pasukan militer Filipina menemukan 16 jenazah warga sipil yang diduga dibunuh pemberontak di selatan kota Marawi. Di Marawi pasukan keamanan dan anggota militan yang terafiiasi dengan ISIS itu bertempur selama hampir sepekan ini. 

Juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla menjelaskan jasad warga sipil yang ditemukan tersebut antara lain empat jasad laki-laki, tiga perempuan, dan seorang anak. Mereka ditemukan di sebuah jalan dekat dengan Mindanao State university di Marawi.

Sedangkan delapan jenazah lainnya, menurut polisi Jamail Mangadang ditemukan ditembak mati dan dilempar ke jurang dangkal dini hari kemarin di desa Emi Marawi. Bahkan ada satu kertas tanda yang disematkan di salah satu korban pria yang menunjukkan korban telah mengkhianati kepercayaan mereka.

Selain warga sipil, Brigjen Padilla menyebutkan ada 92 korban, yang terdiri dari 61 militan, 11 tentara dan empat polisi yang tewas dalam pertemmpuran sejak kelompok Abu Sayyaf merebut Marawi pada Selasa lalu. Pertempuran itu meletus pada Selasa malam waktu setempat saat pasukan pemerintah melancarkan serangan untuk menangkap pemimpin Abu Sayyaf Isnilon Hapilon yang dianggap sebagai pemimpin ISIS di Filipina.

Menurutnya, operasi terus berlanjut, namun ekstremis yang merupakan bagian dari kelompok Abu Sayyaf melemah. “Kami percaya mereka sekarang sudah kekurangan amunisi dan makanan. Dibandingkan dengan hari-hari awal, perlawanan dari militan Marawi semakin sedikit,” katanya, menurut Morning Star, Senin (29/5).

Sementara Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan darurat militer di kota mayoritas Muslim tersebut setelah adanya serangan gagal dari pemberontak yang ia sebut sebagai ancaman yang berkembang dari ekstremis yang terkait dengan ISIS.

Dilaporkan masih ada sekitar 2.000 warga sipil dari total penduduk 200 ribu orang Marawi yang masih terjebak di kota itu kemarin. Menurut pejabat di Lanao del Sur, Zia Alonto Adiong, banyak yang mengirimkan pesan teks putus asa yang meminta diselamatkan dan melaporkan rumah mereka telah dihancurkan. Lanao del Sur adalah salah satu provinsi termiskin di negara tersebut.

Baca: 41 Teroris Tewas di Marawi Filipina

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement