Ahad 04 Jun 2017 10:53 WIB

Tiga Pelaku Teror London Ditembak Mati

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Petugas tampak memberikan bantuan medis kepada korban insiden van yang menabrak orang-orang di Thrale Street tak jauh dari Jembatan London, Ahad (4/6).
Foto: AP
Petugas tampak memberikan bantuan medis kepada korban insiden van yang menabrak orang-orang di Thrale Street tak jauh dari Jembatan London, Ahad (4/6).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Kepolisian London menyatakan ketiga pelaku serangan teror, yang ditemukan mengenakan rompi peledak, telah berhasil ditembak mati dalam sebuah baku tembak dengan polisi di luar Pasar Borough. Asisten Komisaris Polisi Metropolitan, Mark Rowley, mengatakan petugas polisi berhasil menembak mati para tersangka dalam kurun waktu delapan menit setelah menerima laporan darurat pertama.

"Rompi yang dikenakan para pria itu adalah peledak palsu," kata Rowley dikutip BBC.

Saksi mata mengatakan, serangan teror itu berawal dari sebuah van berwarna putih yang berjalan dengan kecepatan sekitar 80 km/jam dan menabrak pejalan kaki di London Bridge, pada pukul 10.00 malam waktu setempat. Beberapa menit kemudian, tiga orang pria yang berada di dalam van berlari menuju Pasar Borough dan menikam sejumlah orang.

Sekitar tiga jam setelah serangan awal, tiga ledakan keras terdengar di dekat Pasar Borough. Sebuah gambar yang disiarkan oleh BBC menunjukkan seorang pria, yang tampaknya salah satu penyerang, terbaring dengan kaleng logam yang diikatkan ke tubuhnya.

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan bahwa insiden tersebut adalah tindakan terorisme. "Setelah adanya laporan dari petugas polisi dan petugas keamanan, saya dapat memastikan bahwa insiden mengerikan di London ini berpotensi sebagai tindakan terorisme," kata May.

Serangan ini terjadi empat hari sebelum pemungutan suara pemilu nasional Inggris diselenggarakan pada 8 Juni mendatang. "Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada polisi dan petugas keamanan yang ada di tempat kejadian. Rasa duka kami ada pada mereka yang terjebak dalam kejadian mengerikan ini," ungkap May.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement