Senin 05 Jun 2017 13:51 WIB
Teror London

Beda dengan Trump, Dubes AS Puji Kepemimpinan Sadiq Khan

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Bilal Ramadhan
Walikota London, Sadiq Khan
Foto: Reuters
Walikota London, Sadiq Khan

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerang Wali Kota London Sadiq Khan dalam serangkaian cuitannya di Twitter sehubungan dengan adanya serangan teror pada Sabtu (3/6) waktu setempat, Duta Besar AS untuk Inggris Lewis Lukens memuji kepemimpinan kuat Sadiq Khan.

“Dengan hati yang berat, saya menawarkan belasungkawa dan dukungan saya kepada orang-orang di Inggris. Amerika berduka dengan Anda. Tanggapan dari layanan darurat, penegak hukum dan pejabat di London, dan juga orang-orang London sangat luar biasa,” katanya dalam cuitan di akun Twitter kedutaan @USinUK.

“Saya memuji kepemimpinan kuat dari @MayorofLondon saat dia memimpin kota ini maju setelah serangan kejam ini.”

Adapun serangan yang menimbulkan kemarahan Trump yang dicuitkan melalui akun Twitternya itu mengecam pernyataan Sadiq Khan yang meminta warganya agar tetap tenang. “Sedikitnya tujuh orang tewas dan 48 orang terluka dalam serangan teror dan Wali Kota London mengatakan tidak ada alasan untuk khawatir!" Demikian salah satu cuitan Trump pada Ahad (4/6) waktu setempat.

Seorang juru bicara Khan menanggapi komentar Trump tersebut karena tidak mengetahui informasi. Ia juga mengatakan bahwa Trump sengaja mengeluarkan pernyataan dari Wali Kota untuk meyakinkan orang-orang tentang meningkatnya kehadiran polisi setelah serangan tersebut.

Sementara itu Hillary Clinton, tokoh Demokrat yang dikalahkan Trump saat pemiihan juga memuji Sadiq Khan. “Setelah tindakan kejam dan pengecut yang tak terkatakan, orang-orang di London dan Inggris memilih mengatasi ketakutan. Teman Anda di AS berdiri dengan Anda,” katanya dalam cuitannya di Twitter yang menanggapi cuitan pengumuman dari Wali Kota bahwa Jembatan London akan dibuka kembali pada Senin (5/6) pagi.

Segera setelah menjabat pada bulan Mei tahun lalu, Khan terlibat pertengkaran dengan Trump atas seruannya yang melarang sementara orang-orang Muslim memasuki AS. Di mana Khan menyebut rencana tersebut sebagai rencana orang bodoh. Dia kemudian meningkatkan kritikannya pada bulan September di Chicago saat dia menuduh Trump ‘bermain di tangan Daesh (ISIS)’ dengan kebijakan anti-Muslimnya.

Menurut informasi dari Telegraph, Senin (5/6), Trump menimbulkan kemarahan dengan mencoba mengumpulkan dukungan untuk larangan kontroversialnya yang melarang Muslim bepergian ke negaranya pada Sabtu malam saat serangan berlangsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement