Rabu 14 Jun 2017 12:30 WIB

Setiap Menit Satu Anak Terjangkit Kolera di Yaman

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Dwi Murdaningsih
Penderita penyakit kolera (ilustrasi)
Foto: EPA/Orlando Barria
Penderita penyakit kolera (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SANA'A – Wabah kolera yang berkecamuk di Yaman semakin melonjak lepas kendali. Sekitar satu anak terjangkit kolera setiap menitnya. Data tersebut dirilis oleh sebuah lembaga bantuan Save the Children pada Rabu (14/6).

Ribuan orang bisa meninggal dalam beberapa bulan mendatang dengan perkiraan hingga 300 ribu kasus. Menurut lembaga tersebut, tingkat infeksi telah meningkat tiga kali lipat dalam dua  pekan.

Perang sipil yang sudah melanda negara selama dua tahun ini, ditambah dengan kondisi kelaparan dan kekurangan akses terhadap air bersih memperburuk penyebaran kolera, yaitu penyakit diare yang dapat membunuh dalam beberapa jam. Sistem kesehatan negara sudah berlutut, di mana rumah sakit kewalahan dan cepat kehabisan obat-obatan dan cairan intravena.

Badan UNICEF PBB menyebutkan lebih dari 920 orang telah meninggal akibat penyakit ini sejak April dan lebih dari 124 ribu kasus telah tercatat. Hampir setengah dari mereka adalah anak-anak.

Perwakilan Save the Children Grant Pritchard meminta peningkatan dana darurat untuk mengatasi wabah ini. “Sudah saatnya dunia mengambil tindakan sebelum ribuan anak laki-laki dan perempuan Yaman binasa karena penyakit yang sepenuhnya dapat dicegah,” katanya dalam sebuah pernyataa, menurut Middle East Monitor, Rabu (14/6).

“Penyakit, kelaparan dan perang menyebabkan badai bencana yang sempurna baagi masyarakat Yaman, negara termiskin di wilayah ini hampir hancur total, dan anak-anak sekarat karena mereka tidak dapat mengakses layanan kesehatan dasar.”

Perang sipil Yaman yang mengadu kelompok militan Iran melawan koalisi Arab yang didukung Barat yang dipimpin oleh Arab Saudi ini telah menyebabkan 19 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Dan banyak orang berada di ambang kelaparan. Lebih dari dua juta anak-anak kekurangan gizi akut, sehingga sangat rentan terhadap kolera. Karena sistem imun mereka yang lemah, kurang mampu melawan penyakit.

Seorang pria mengatakan kepada badan amal bahwa dia terpaksa untuk mencari bantuan untuk anak-anaknya di ibu kota Sanaa, lebih dari 200 kilometer dari rumahnya, karena rumah sakit setempat penuh. Perjalanan itu memakan biaya 35 ribu rial Yaman atau 140 dolar AS.

Sedangkan menurut cerita dari seorang perawat di sebuah unit kolera Sanaa, suatu hari mereka menerima lebih dari 550 kasus. “Setiap jam kami menerima pasien. Kami bekerja di sini 24 jam. Orang-orang datang dari semua gubernuran di seluruh negeri. Saya telah menemukan banyak cerita sedih,” kata perawat tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement