Rabu 27 Sep 2017 08:00 WIB

Menlu Retno: ASEAN Jangkar Stabilitas Keamanan Global

Rep: Puti Almas/ Red: Elba Damhuri
Lambang ASEAN.
Foto: dok Republika
Lambang ASEAN.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi mengungkapkan Indonesia mendorong terciptanya ekosistem perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan global. Kontribusi Indonesia dinilai besar dalam mendorong perbaikan hubungan global maupun regional dan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kontribusi Indonesia dalam menciptakan ekosistem perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan menjadi landasan untuk mewujudkan terciptanya ekosistem yang sama di tingkat global," ujar Retno dalam pertemuan Asia Society di New York, Amerika Serikat (AS), Senin (25/9) atau Selasa (26/9) WIB.

Upaya untuk menciptakan sebuah ekosistem perdamaian global tersebut bukanlah sebuah khayalan. Menurut Retno, Asia Tenggara (ASEAN) menjadi jangkar stabilitas dan mesin pertumbuhan ekonomi kawasan. Padahal, setengah abad yang lalu saat ASEAN dibentuk tidak ada yang memperediksi bahwa kawasan ini tetap dapat berdiri.

"ASEAN merupakan contoh nyata bagaimana sebuah kawasan yang sarat akan konflik antarnegara tetangga serta lemah secara ekonomi mampu bertransformasi menjadi salah satu kekuatan global," jelas Retno.

Kunci sukses keberhasilan ASEAN, ertama melalui /ASEAN Way/ telah tumbuh budaya dialog, konsensus, inklusivitas serta penyelesaian damai atas dasar penghormatan pada kedaulatan dan keutuhan wilayah. Kedua, kemampuan mengembangkan institusi dan prinsp seperti Zona Damai, Kebebasan, dan Netralitas atau dikenal sebagai ZOPFAN.

Terakhir, ASEAN memberikan ruang bagi negara-negara mitra, termasuk kekuatan besar dunia, untuk dapat melakukan pertemuan secara rutin. Keberhasilan ASEAN di bidang politik yang menjadi landasan keberhasilan pembangunan ekonomi yang bermuara pada terciptanya ekosistem kesejahteraan di kawasan.

Meski demikian, menurut Retno, hingga saat ini ASEAN masih menghadapi tiga tantangan utama. Pertama, bagaimana mengatasi persaingan geopolitis negara-negara besar. Kedua, kejahatan lintasnegara, termasuk terorisme. Dan terakhir, menjaga keutuhan dan sentralitas ASEAN.

Terkait terorisme, Menlu RI menegaskan ASEAN telah memperkuat upaya kerja sama penanganan terorisme khususnya terkait regionalisasi kelompok teroris seperti di Marawi, Filipina, melalui kerja sama subkawasan, seperti trilateral. Bersama negara tetangga, Indonesia terus memperkuat pengawasan di perbatasan guna mencegah perlintasan para teroris.

Retno juga menjelaskan upaya diplomasi marathon untuk kemanusiaan yang dilakukan ke Myanmar dan Bangladesh. saat ini terus dilakukan upaya-upaya untuk memastikan agar bantuan kemanusiaan dapat berjalan lancar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement