Ahad 18 Jun 2017 08:20 WIB

Presiden Venezuela Sebut Twitter Ekspresikan Fasisme

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Venezuela Nicolas Maduro
Foto: Reuters
Presiden Venezuela Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS – Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Sabtu (17/6) waktu setempat menyebut Twitter mengekspresikan fasisme. Ini setelah akun yang terkait pemerintahannya ditangguhkan oleh Twitter.  

Salah satu Twitter yang ditangguhkan yaitu milik Radio Miraflores, sebuah stasiun radio yang didirikan oleh Maduro yang disiarkan dari istana kepresidenan, termasuk program musik salsa yang dibawakan oleh presiden.

“Twitter di Venezuela hari ini menonaktifkan ribuan akun orang,” kata Maduro di sebuah acara di televisi.

“Cukup untuk menjadi Chavistas,” kata Maduro menggunakan istilah tersebut untuk pendahulunya Hugo Chaves yang merupakan pemimpin sosialis.

Chaves adalah pelopor di kalangan politisi dalam penggunaan Twitter. Ia telah mengumpulkan jutaan pengikut dan sering mengumumkan berita di akun tersebut. Bahkan saat ini pengikutnya mengalahkan pengikut Maduro yang hanya sekitar tiga juta. Pengikut Chaves mencapai empat juta.

Maduro meminta jurnalis pro-pemerintah untuk mempublikasikan foto-foto kepala Twitter di Venezuela, untuk menunjukkan kepada masyarakatnya siapa yang bertanggung jawab atas manipulasi tersebut. Namun sebenarnya masih belum jelas apakah Twitter memiliki karyawan di Venezuela.

Sementara kontak yang terdaftar di situs korporat Twitter tidak membalas permintaan surel untuk berkomentar. Dan perusahaan tidak mencantumkan Caracas sebagai salah satu kota yang memiliki kantor internasional.

Belum jelas mengapa akun tersebut ditangguhkan, atau berapa banyak yang terkena dampaknya. Sebelumnya Menteri Informasi Ernesto Villegas mengatakan ada 180 akun yang terdampak penangguhan tersebut.

Villegas mengatakan cuitan terakhir dari salah satu akun @miraflores_TV melaporkan komentar Maduro tentang Wakil Presiden Mike Pence yang dibuat pada Kamis.

Menurut peraturan dari Twitter, sebuah akun bisa ditangguhkan antara lain karena perilaku yang kasar, mengganggu keamanan, atau spam.

Terlepas dari kata-kata yang kuat, Maduro mendorong pendukungnya untuk terus menggunakan layanan ini sebagai cara melawan oposisi secara daring, yang telah turun ke jalan selama dua bulan terakhir untuk menuntut pemilihan umum, pembatasan protes, dan keluhan tentang kekurangan pangan dan obat-obatan yang melumpuhkan masyarakatnya.

“Mereka akan membunuh ribuan akun, jika mereka menutup seribu, kami akan membuka 10 ribu atau lebih dengan yang baru. Pertarungan di sosial media sangat penting,” ujar Maduro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement