Rabu 11 Oct 2017 10:29 WIB

Peretas Korut Curi Data Rahasia Militer Korsel

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Peretas. Ilustrasi
Foto: Google
Peretas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Peretas Korea Utara mencuri ratusan dokumen rahasia militer dari Korea Selatan, termasuk rencana operasional perang masa depan yang melibatkan sekutu AS.

Dilansir dari The Guardian, Selasa (10/10), Rhee Cheol-hee, seorang anggota parlemen untuk partai Demokrat mengatakan para hacker tersebut masuk ke jaringan militer Korea Selatan pada bulan September tahun lalu dan mendapatkan akses ke 235 gigabyte data rahasia.

Di antara dokumen yang bocor itu adalah Rencana Operasional 5015, yang akan digunakan dalam kasus perang dengan Korea Utara dan termasuk prosedur untuk serangan terhadap pemimpin Korut Kim Jong-un.

Laporan tersebut muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran akan konflik di semenanjung Korea, yang didorong oleh ancaman Donald Trump untuk menggunakan tindakan militer terhadap Pyongyang. Dalam tweet terakhirnya akhir pekan ini, Trump mengulangi bahwa usaha diplomatik dengan Korea Utara telah gagal secara konsisten.

Seorang juru bicara Pentagon, Col Rob Manning, mengatakan dia mengetahui laporan tersebut, tetapi menolak untuk mengkonfirmasi atau menolak aspek apapun dari hal tersebut. "Saya dapat meyakinkan Anda bahwa kami yakin dengan keamanan rencana operasi kami dan kemampuan kami untuk menghadapi ancaman dari Korea Utara," kata Manning kepada wartawan Pentagon.

Mengutip kementerian pertahanan Seoul, Rhee mengatakan 80 persen dokumen yang bocor belum diidentifikasi. Seorang juru bicara kementerian menolak untuk mengkonfirmasi laporan tersebut, dengan alasan masalah intelijen.

Pada Mei, kementerian tersebut mengatakan Korea Utara telah melakukan peretasan ke intranet militer Korea Selatan. Namun ia tidak mengatakan data apa yang telah bocor. Korea Utara memiliki 6.000 tentara siber yang kuat.

Menurut pemerintah Korea Selatan, Pyongyang memiliki 6.800 unit kuat spesialis cyberwarfare yang terlatih. Mereka telah dituduh meluncurkan serangan siber tingkat tinggi, termasuk meretas data tahun 2014 dari Sony Pictures.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement