Senin 19 Jun 2017 09:01 WIB

Partai Macron Dapatkan Mayoritas Kursi Parlemen Prancis

Rep: Puti Almas/ Red: Indira Rezkisari
President Emmanuel Macron mendengarkan walikota Paris Mayor Anne Hidalgo dalam sebuah acara di Hotel de Ville, Paris, Senin (15/5) dini hari.
President Emmanuel Macron mendengarkan walikota Paris Mayor Anne Hidalgo dalam sebuah acara di Hotel de Ville, Paris, Senin (15/5) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Partai dari Presiden Prancis Emmanuel Macron, yaitu La Republique En Marche memenangkan suara mayoritas dalam pemilihan parlemen putaran kedua di negara itu, Ahad (18/6). Sebanyak lebih dari 300 dari total 577 kursi dalam badan legislatif tersebut didapatkan.

Partai yang sebelumnya adalah gerakan politik dengan nama En Marche itu berhasil merebut kursi mayoritas, sesuai dengan upaya Macron. Bagi pria berusia 39 tahun itu pemilihan parlemen menjadi kunci utama agar ia dapat menjalankan program serta berbagai strategi politik untuk kemajuan Prancis.

Jika La Republique En Marche tidak memenangkan mayoritas kursi dalam parlemen Prancis, maka Macron secara otomatis tak akan dapat leluasa bergerak sebagai seorang presiden. Ia disebut hanya akan menjadi sebuah boneka yang memimpin salah satu negara di Eropa Barat itu.

Sepanjang kampanye, mantan bankir investasi itu mengatakan akan berusaha menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan di Prancis. Ia juga hendak melakukan langkah penting untuk menerapkan kebijakan pro bisnis, di mana berguna untuk melindungi perusahaan-perusahaan lokal dan para pekerja.

Menurut keterangan, kemenangan La Republique En Marche kali ini sebenarnya lebih rendah dari prediksi semula. Jumlah pemilih yang berpartisipasi untuk menentukan anggota parlemen Prancis itu juga menurun sekitar 42 persen dibandingkan pemilihan serupa pada 2012.

Sejak resmi dilantik sebagai Presiden Prancis pada 14 Mei lalu, Macron disebut telah menyusun berbagai strategi untuk memenangkan mayoritas dalam pemilihan parlemen yang digelar pada 11 dan 18 Juni. Ia memulai sejumlah langkah untuk mempersiapkan hal itu, diantaranya dengan membentuk kelompok-kelompok untuk menjadi kandidat anggota Majelis Nasional Prancis.

Untuk menjadi mayoritas parlemen, setidaknya La Republique En Marche harus mendapatkan 289 kursi. Dengan hasil kemenangan yang melebihi jumlah minimum itu, partai-partai dan seluruh lawan politik Macron mendapat pukulan besar.

Seperti Partai Republik yang mendapat sekitar 125 hingga 131 kursi. Meski nantinya dapat membentuk blok oposisi yang besar dalam parlemen, namun nampaknya upaya itu akan jadi lebih sulit dibanding periode sebelumnya, di mana partai ini memiliki kursi lebih dari 200 dibandingkan sekarang.

Kemudian Partai Sosialis hanya mendapat 41 hingga 49 kursi. Pemilihan parlemen kali ini menjadi yang terburuk selama lima tahun terakhir. Sementara partai sayap kanan Front Nasional memenangkan delapan kursi, dilansir dari BBC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement