Senin 19 Jun 2017 19:55 WIB

PM Inggris: Serangan ke Jamaah Masjid Memiliki Ciri Sama

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang petugas forensik sedang memeriksa sebuah mobil van di dekat stasiun Finsbury Park setelah kendaraan tersebut menghantam pejalan kaki di London utara, Senin (19/6).
Foto: AP
Seorang petugas forensik sedang memeriksa sebuah mobil van di dekat stasiun Finsbury Park setelah kendaraan tersebut menghantam pejalan kaki di London utara, Senin (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah van yang dikendarai seorang pria menabrakkan mobilnya ke jamaah Masjid Finsbury Park di London, Inggris, Senin (19/6). Satu orang tewas dan 10 lainnya luka-luka akibat insiden tersebut.

Perdana Menteri Theresa May mengatakan, insiden tersebut  dianggap sebagai serangan teroris potensial. Jika  dikonfirmasi akan menjadikannya sebagai serangan teroris yang keempat sejak Maret di Inggris, dan yang ketiga dengan kendaraan yang sengaja digerakkan menabrak pejalan kaki.

"Serangan ini memiliki semua ciri insiden teroris. Ini serangan ke London dan kepada semua warga London," kata Koordinator Senior Nasional untuk Penanganan Kontra-Terorisme Neil Basu, Senin, (19/6).

Tak lama setelah tengah malam, kendaraan yang disewa itu membelok menabrak ke sekelompok orang yang pulang dari shalat di Masjid Finsbury Park. Ini diungkapkan saksi mata. Serangan ini terjadi pada bulan suci Ramadhan. "Van besar ini baru saja datang dan jalan ke mana-mana. Sopirnya berteriak saya akan membunuh semua Muslim," kata seorang saksi Abdulrahman Saleh Alamoudi.

Polisi mengatakan, sopir van yang dicurigai berusia 48 tahun itu telah ditahan oleh masyarakat sebelum ditangkap karena dicurigai melakukan percobaan pembunuhan.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang membantu polisi menahan orang tersebut dan bekerja dengan petugas dengan cepat membawanya untuk ditahan," kata Basu.

Delapan orang dibawa ke rumah sakit dan dua lainnya dirawat di tempat kejadian. Usain Ali, (28 tahun) mengatakan, dia mendengar suara keras  dan segera melarikan diri.

Ketika melihat ke belakang, ujar Ali, ia  pikir itu adalah kecelakaan mobil, tapi orang-orang berteriak, menjerit dan ia  menyadari bahwa ini adalah orang yang memilih untuk meneror orang-orang yang sedang berdoa.  "Dia memilih waktu yang tepat untuk meneror apalagi masjidnya terlalu kecil dan penuh, jadi ada orang-orang yang shalat di luar."n dyah ratna meta novia/reuters

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement