Senin 26 Jun 2017 14:10 WIB

AS: Hentikan Ancaman Korut Jadi Prioritas Utama

Rep: RR Laeny Sulistywati/ Red: Bilal Ramadhan
Terry Branstad.
Foto: BBC
Terry Branstad.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar Amerika Serikat (AS) yang baru untuk Cina Terry Branstad mengatakan bahwa menghentikan ancaman yang dilakukan oleh Korea Utara (Korut) akan menjadi prioritas utama, selain penyelesaian ketidakseimbangan perdagangan AS-Cina.

Terry Branstad yang merupakan Mantan Gubernur Iowa digambarkan oleh Cina sebagai 'teman lama' Cina. Branstad dikonfirmasi pada 24 Mei sebagai duta besar baru untuk Cina namun tanggal kedatangannya belum diumumkan.

"Menyelesaikan ketidakseimbangan perdagangan bilateral, menghentikan ancaman Korut, dan memperluas hubungan orang-ke-orang akan menjadi prioritas utama saya," kata Branstad dalam pesan video, yang dirilis di sebuah platform video streaming Cina yang dirilis pada Senin (26/6).

Trump memberi Cina dan presidennya, Xi Jinping pengaruh lebih besar pada Korut, meskipun dia mengatakan bahwa usaha Cina untuk mengendalikan program nuklir dan rudal Korut telah gagal.

Kementerian luar negeri Cina sebelumnya mengatakan Beijing melakukan semua hal yang dapat dilakukan berkaitan dengan Korut dengan menerapkan sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kemudian mendorong dialog untuk mengurangi ketegangan.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan bahwa dia telah menekan Cina untuk meningkatkan tekanan ekonomi dan politik terhadap Korut dalam pertemuannya dengan diplomat tertinggi Yang Jiechi di Washington pekan lalu.

"Kami menghadapi banyak tantangan yang sama. Hubungan kuat AS-Cina yang kuat dapat berkontribusi terhadap solusi," kata Branstad dalam video tersebut, tanpa memberikan keterangan detil tentang bagaimana dia berharap dapat bekerja sama dengan Cina.

Branstad juga menceritakan tiga dekade hubungan dengan Cina, dari kunjungan pertamanya di sana pada 1984 untuk menjadi penyelenggara dan tuan rumah Xi, seorang pemimpin Partai Komunis tingkat kabupaten, di Iowa pada 1985, dan kemudian lagi pada 2012 ketika Xi adalah wakil presiden.

Trump berjanji selama kampanyenya untuk bersikap keras terhadap praktik perdagangan Cina yang dianggap tidak adil ke AS, namun retorikanya melunak setelah pertemuan dengan Xi di Florida pada April.

Tak lama setelah pertemuan mereka, Trump mengatakan bahwa dia telah memberi tahu Xi bahwa Cina akan mendapatkan kesepakatan perdagangan yang lebih baik jika bekerja untuk mengendalikan Korut. Cina adalah sekutu utama Korut. Data menunjukkan AS mengalami defisit perdagangan sebesar 347 miliar dolar AS dengan Cina tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement