REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menjadi orang terkenal memang tidak mudah, apalagi menjadi keluarga kerajaan. Pangeran Harry menyatakan jika dulu sempat ingin keluar dari kehidupan keluarga Kerajaan Inggris.
Dalam sebuah wawancara Mail on Sunday akhir pekan ini, Pangeran Harry mengatakan pernah menginginkan keluar dari keluarga kerajaan. Namun, keinginan itu dapat ditahan setelah dia menemukan sesuatu hal yang bisa dilakukan untuk membantu neneknya Ratu Elizabeth II dengan terlibat dalam filantropi.
"Ada saat saya merasa ingin keluar. Tapi kemudian saya memutuskan untuk tetap tinggal dan mencari tahu peran untuk diri saya sendiri," kata Pangeran Harry dikutip dari E!Online, Selasa (27/6).
Harry telah memberi tahu jika dia tidak menganggap ada anggota keluarga kerajaan yang benar-benar ingin menjadi raja atau ratu. Mereka hanya terfokus untuk melaksanakan tugas pada waktu yang tepat.
"Saya bertekad untuk memiliki kehidupan yang relatif normal dan jika saya cukup beruntung memiliki anak, mereka juga bisa memilikinya. Kami tidak ingin menjadi hanya selebriti tapi menggunakan peran kami untuk selamanya," kata kekasih Meghan Markle.
Saudara laki-laki Pangeran William ini memang dikenal sebagai sosok yang sangat aktif dalam perkerjaan amal. Dia memilih mengikuti jejak ibunya Putri Diana, setelah sebelumnya dikenal aktif turun untuk kegiatan militer.
Butuh waktu bertahun-tahun bagi Harry untuk mengubah citranya dan sampai ke tempat dia sekarang. Harry sering menjadi berita utama karena perilakunya yang tidak baik dan kegemarannya berpesta. Sebagai remaja, dia mengaku senang mengonsumsi minuman keras dan menggunakan ganja. Pangeran Harry pun mengaku itu semua merupakan hal yang sangat bodoh.
"Saya menghabiskan bertahun-tahun menendang tumit saya dan saya tidak ingin tumbuh dewasa," kata pria berusia 32 tahun.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
