Selasa 27 Jun 2017 11:00 WIB

AS Sebut Suriah Sedang Rencanakan Serangan Senjata Kimia

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Tim evakuasi bantuan dari Turki membawa korban serangan senjata kimia yang terjadi di kota Idllib, Suriah
Foto: AP
Tim evakuasi bantuan dari Turki membawa korban serangan senjata kimia yang terjadi di kota Idllib, Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Gedung Putih mengatakan pemerintah Suriah sedang mempersiapkan serangan senjata kimia terbaru. Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan pada Senin (26/6), AS juga memperingatkan jika Presiden Suriah Bashar al-Assad dan tentaranya akan membayar mahal jika melakukan serangan semacam itu.

Menurut pernyataan itu, persiapan yang dilakukan Suriah serupa dengan yang dilakukan sebelum serangan kimia dahsyat yang terjadi pada 4 April lalu. Serangan itu menewaskan sekitar 70 warga sipil dan mendorong Presiden Donald Trump untuk memerintahkan serangan rudal jelajah ke pangkalan udara Shayrat di Suriah.

AS telah melakukan serangkaian aksi selama tiga bulan terakhir. Aksi ini menunjukkan kesediaan AS untuk melakukan serangan demi melawan pasukan pemerintah Suriah dan pendukung mereka, termasuk Iran.

"Setiap serangan yang dilakukan kepada rakyat Suriah akan disalahkan kepada Assad, juga kepada Rusia dan Iran yang mendukungnya untuk membunuh bangsanya sendiri," ujar Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley.

Sejak serangan militer dilakukan pada April, Washington berulang kali menyerang milisi yang didukung Iran dan bahkan menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang mengancam pasukan koalisi pimpinan AS. Militer AS juga menembak jatuh sebuah jet tempur Suriah awal bulan ini.

Trump juga telah memerintahkan peningkatan operasi militer melawan kelompok militan Islam. Ia memberikan wewenang lebih kepada para jendralnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement