Rabu 23 Dec 2015 17:09 WIB

Sinyal Radio ISIS Tembus Hingga ke Pakistan

Rep: reja irfa widodo/ Red: Ani Nursalikah
Gerilyawan ISIS
Foto: EPA/Mohammed Jalil
Gerilyawan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Dalam upaya melakukan rekrutmen dan penyebaran nilai-nilai, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah membangun sebuah stasiun radio bernama Radio of the Caliphate.

ISIS diketahui telah membangun sebuah stasiun radio di wilayah timur Afghanistan, atau di sekitar daerah perbatasan Pakistan. Bahkan, siaran radio itu tembus hingga ke wilayah Pakistan, terutama di wilayah Distrik Charsadda, salah satu daerah perkotaan di wilayah barat Pakistan dan paling dekat dengan Afghanistan.

''Mereka menyiarkan berbagai propaganda. Rata-rata isinya mengajak untuk bergabung dan rekrutmen,'' ujar salah satu warga Charsadda seperti dikutip media Pakistan, Express Tribune, Rabu (23/12).

Berdasarkan keterangan dari otoritas Pakistan, stasiun pemancar radio ISIS itu dideteksi berada di tiga wilayah utama di sebelah timur Afghanistan. Dua pemancar tersebut berada di Provinsi Nangarhar, Distrik Nazyan dan Acheen. Sedangkan stasiun pemancar ada di Provinsi Kunar.

Tidak hanya itu, stasiun pemancar itu pun dibuat dengan sangat tinggi agar bisa menjangkau daerah yang sangat jauh, termasuk wilayah Pakistan. ''Pemancar dari radio itu tingginya sekitar lebih dari 7.000 kaki (sekitar dua km) sehingga jangkauan radio tersebut bisa sangat jauh. Inilah yang menjadi alasan warga kami bisa mendengar siaran mereka, meski stasiun pemancarnya berada di wilayah Afghanistan,'' ujar pejabat pakistan tersebut.

Sebelumnya, Gubernur Distrik Acheen, Haji Ghalib mengungkapkan kekuatan ISIS di sekitar wilayah timur Afghanistan memang terus meningkat. Salah satu sarana perekrutan anggota baru ISIS itu pun dilakukan melalui siaran radio.

Sinyal radio tersebut dapat diterima melalui gelombang FM dan berisikan wawancara dengan personel ISIS, pesan-pesan antipemerintah Afghanistan dan lagu-lagu mars tentang kejayaan ISIS.

''Melalui siaran itu, mereka bertujuan melakukan pencucian otak terhadap rakyat Afghanistan. Kami terus berusaha mencari stasiun pemancar mereka dan menutupnya,'' kata Ghalib seperti dikutip The Independent.

Baca juga:

Terjebak Banjir, Pria Ini Jalan Kaki 40 Km Cari Bantuan

9 Bencana Industri Paling Tragis di Cina

Cina Klaim Sebagian Besar Perairan Korsel

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement