Sabtu 22 Jul 2017 17:25 WIB

India Pulangkan Pelajar Inggris Saat Lakukan Perjalanan Amal

Bandara Chennai, India.
Foto: Business Line
Bandara Chennai, India.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sejumlah pelajar sekolah asal Inggris, dalam perjalanan amal mereka ke India, dikirim pulang dari Bandara Chennai, setelah pejabat setempat mengatakan mereka memiliki visa yang salah, kata kepala sekolah pada Jumat (21/7).

Tindakan tersebut merupakan langkah terkini dalam menghadapi badan amal asing di India. Ke-16 siswa dan tiga staf dari Sekolah Menengah Poynton di Cheshire, Inggris utara, ditolak masuk oleh petugas imigrasi karena mereka memiliki visa wisatawan.

Kepala sekolah David Waugh mengatakan bahwa sekolah tersebut telah melakukan tiga perjalanan sebelumnya, untuk membantu lembaga amal yang bermarkas di Macclesfield, India Direct. Lembaga tersebut mengelola dua panti, yang menampung 165 anak miskin di Chennai dan di sebuah desa nelayan di dekatnya.

Dia mengatakan para siswa selalu melakukan perjalanan dengan visa wisatawan, karena mereka tidak menjadi pekerja amal, namun hanya melakukan kunjungan sederhana ke panti tersebut dan mengantarkan mainan serta barang lainnya. Waugh menyatakan perasaan "sedih dan terkejut" pada komunitas itu, dimana badan amal tersebut telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sekolah sejak 2005. Para siswa telah mengumpulkan lebih dari 27 ribu pound (sekitar 455 juta rupiah) untuk pekerjaan mereka.

Halangan pada kedatangan mereka muncul setelah kelompok masyarakat sipil di India, mendapat sorotan pemerintah beberapa tahun belakangan ini, terutama sejak Perdana Menteri Narendra Modi yang berasal dari sayap kanan partai nasionalis Bharatiya Janata menyapu kekuasaan.

Lebih dari 10 ribu badan amal di India, mendapatkan pembatalan atau penangguhan izin mereka, untuk menerima atau menyumbangkan dana asing sejak 2014, menghambat kemampuan mereka untuk bekerja, memberikan pendidikan kesehatan dan sanitasi. India Direct mengatakan upaya untuk mendapatkan perubahan keputusan imigrasi tidak berhasil, dengan hasil yang mengecewakan para pelajar.

"Hati kami bersama tim staf dan para pelajar yang hebat ini, yang telah membuat perbedaan nyata," kata badan amal tersebut di lamannya.

"Seperti yang bisa anda bayangkan, staf dan para siswa berada dalam keadaan yang tentu sangat kelelahan, setelah menempuh perjalanan selama 48 jam pulang-pergi," tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement