Kamis 27 Jul 2017 21:39 WIB

Cegah Penyebaran Penyakit, Rumania akan Sahkan UU Vaksinasi

Vaksinasi. Ilustrasi
Foto: Daily Mail
Vaksinasi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BUCHAREST -- Rumania perlu mengesahkan undang-undang vaksinasi dan merombak layanan kesehatan untuk mencegah penyebaran wabah campak yang telah menyebabkan 32 kematian, sebagian besar di negara Eropa, kata kementerian kesehatan, Kamis (27/7).

Aturan vaksinasi diperketat di seluruh Eropa, di mana penurunan imunisasi telah menyebabkan lonjakan penyakit seperti campak, cacar air dan gondong, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC). Di negara Uni Eropa, Rumania, kementerian tersebut mengatakan 224.202 anak-anak berusia 9 bulan sampai 9 tahun belum divaksinasi terhadap campak, virus yang sangat menular yang menyebar melalui kontak langsung dan melalui udara dan tetap menjadi salah satu pembunuh terbesar anak-anak di seluruh dunia.

Sejak wabah campak mulai pada Februari 2016, Rumania telah melaporkan 8.246 kasus anak-anak dan orang dewasa, termasuk 32 kematian di seluruh negeri, tetapi terutama di beberapa negara bagian barat di mana tingkat vaksinasi di bawah 50 persen.

Penurunan tingkat imunisasi meningkat selama dua tahun terakhir karena orang tua gagal mendaftar ke dokter keluarga, menolak vaksinasi untuk anak-anak mereka, tetapi juga karena kekurangan vaksin secara teratur. Kurangnya catatan nasional yang jelas tentang anak-anak yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin adalah sebuah masalah, karena ribuan desa di Rumania tidak memiliki akses terhadap dokter keluarga dan fasilitas kesehatan dasar. Kelompok minoritas Roma di wilayah ini sangat berisiko.

Pada Rabu (26/7), menteri kesehatan memecat manajer daerah di daerah dengan tingkat vaksinasi rendah dan mengatakan bahwa rancangan undang-undang vaksinasi akan segera dibahas oleh pemerintah. Interupsi transmisi campak membutuhkan setidaknya 95 persen cakupan vaksinasi dengan dua dosis.

Kementerian kesehatan mengatakan bahwa pada 2016, tingkat cakupannya mencapai 86 persen untuk dosis pertama dan 67 persen untuk dosis yang kedua. Pada 2016, sejumlah negara Uni Eropa dan wilayah ekonomi Eropa melaporkan wabah campak dan peningkatan jumlah kasus tersebut terus diamati pada 2017.

Wabah campak terdahulu dan saat ini di negara lain Uni Eropa telah berkaitan secara epidemiologi dengan wabah saat ini di Romania, namun, pengetahuan tambahan diperlukan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi yang berhasil, menurut laporan Xinhua.

Ringkasan laporan mingguan di Eropa memperlihatkan bahwa kasus campak telah dilaporkan di Austria, Belgia, Bulgaria, Prancis, Jerman, Hongaria, Italia, Spanyol dan Swedia serta Romania. ECDC memantau penularan dan wabah campak di Uni Eropa dan Wilayah Ekonomi Eropa setiap pekan melalui peningkatan pengawasan dan kegiatan intelijen epidemik.

ECDC, yang bermarkas di ibu kota Swedia sejak 2005, bekerja sama dengan lembaga kesehatan di seluruh Eropa untuk memerangi penyakit menular.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement