Sabtu 29 Jul 2017 18:57 WIB

Masih Tersisa 60 Militan yang Bertempur di Marawi

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andi Nur Aminah
Para penguingsi di Marawi, Filipina Selatan
Foto: dok Dompet Dhuafa
Para penguingsi di Marawi, Filipina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Militer Filipina mengatakan saat ini masih tersisa 60 militan dari kelompok pro-ISIS, Maute, yang masih bertempur di kota Marawi Selatan. Pertempuran yang telah berlangsung selama dua bulan ini telah menyebabkan 630 orang tewas.

Juru bicara militer Mindanao Brigjen Restituto Padilla mengatakan sebagian besar pemimpin militan diyakini masih berada di Marawi. Terlepas dari kemunduran militan di kota tersebut, pejabat Filipina masih belum dapat mengatakan kapan pertempuran akan berakhir.

"Pasukan kami berada dalam semangat yang sangat tinggi, semuanya berjuang untuk menyelesaikan operasi militer ini secepat mungkin," kata Padilla dalam sebuah konferensi pers di Manila, Jumat (28/7), dikutip Arab News.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memerintahkan pasukan untuk menahan serangan besar-besaran demi menjamin keamanan sandera yang masih ditawan oleh para militan. Pada hari ke-67 pertempuran, tercatat 471 gerilyawan, 114 tentara dan polisi, serta 45 warga sipil telah terbunuh. "Kami yakin kepemimpinan mereka masih ada. Itu mungkin alasan mengapa mereka benar-benar menjaga beberapa daerah," ungkap Padilla.

Kongres telah menyetujui permintaan Duterte untuk memperpanjang 60 hari darurat militer sampai akhir tahun. Status darurat militer memungkinkan pasukan dan polisi untuk mencegah kelompok pemberontak lainnya agar tidak memperkuat militan Maute di Marawi.

Pada Selasa (25/7), 59 orang yang dicurigai sedang dalam perjalanan untuk membantu militan Maute, telah ditangkap di kota Ipil selatan dan kota Zamboanga. Mereka diterbangkan pada Jumat (26/7) di bawah pengawalan ketat ke Departemen Kehakiman di Manila.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement