Kamis 03 Aug 2017 04:15 WIB

Kursi Kosong Disangka Burqa, Grup Anti-Muslim 'Diledek'

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Teguh Firmansyah
Kursi kosong dianggap wanita kenakan burqa.
Foto: Facebook
Kursi kosong dianggap wanita kenakan burqa.

REPUBLIKA.CO.ID, NORWEGIA -- Pengikut kelompok anti-imigran di Norwegia, Fedrelandet Vinigst atau yang memiliki nama lain Fatherland First ini melontarkan sindiran tajam terhadap foto yang diunggah di laman Facebook grup tersebut.

Mereka melontarkan sindiran itu karena mengira ada enam wanita yang mengenakan burqa (kerudung panjang yang menutup sebagian wajah) di Bus Oslo, padahal faktanya hanya kursi kosong. "Tragis", "Mengerikan" dan "Menjijikkan" adalah salah satu di antara komentar dilaman Fedrelandet Vinigst yang dilansir di situs berita Norwegia Nettavisen.

Salah satu dari 13 ribu anggota kelompok Fatherland First dalam komentarnya menanyakan apakah enam kursi yang disangkanya adalah enam wanita yang mengenakan burqa memiliki kemungkinan membawa bom atau senjata di balik pakaian mereka.  "Ini sangat menyeramkan. Anda tidak bisa membedakan siapa dibalik pakaian itu. Bisa jadi teroris," kata dia.

"Sangat mengerikan. Ini seharusnya tidak pernah terjadi. Islam akan selalu menjadi kutukan. Keluarkan mereka (umat Islam) dari negara kita (Norwegia). Aku pikir ini akan terjadi pada 2050 nanti, tapi ini sudah terjadi sekarang," kata netizen lain yang berasal dari kelompok yang sama.

Foto enam kursi kosong yang menyerupai wanita dengan burqa tersebut pertama kali diunggah oleh Johan Slattavik dalam akun Facebook pribadinya, dengan keterangan 'apa pendapat kalian tentang ini?'.

Johan mengatakan mengunggah foto itu hanya untuk sebuah guyonan. Dia juga mengaku tertarik untuk melihat persepsi masyarakat tentang sebuah gambaran yang telah dipengaruhi oleh reaksi orang-orang di sekitar mereka.

"Akhirnya aku tertawa terbahak-bahak," kata Johan saat diwawancarai Nettavisen mengenai reaksinya setelah melihat komentar yang membanjiri halaman Facebook-nya.

Foto tersebut menjadi viral di Norwegia setelah banyak netizen yang menyebarkan foto tersebut, dan memancing reaksi geram dari kelompok nasionalis. 

Seorang mantan anggota parlemen Partai Buruh Sinde Beyer mengatakan telah menyelidiki kelompok Fatherland First selama beberapa waktu dan menerbitkan 23 halaman di kolom komentar kelompok tersebut. Ia pun mencibir komentar-komentar tak berdasar dari kelompok anti imigran itu.

"Apa yang terjadi ketika sebuah foto dari beberapa kursi bus kosong diunggah ke sebuah kelompok Facebook yang menjijikkan, dan hampir semua orang mengira mereka melihat sekumpulan burqa?" kata dia dalam kolom komentar sebuah foto yang telah dibagikan sebanyak lebih dari 1.800 kali.

Sebagian besar komentar dalam foto tersebut menyarankan anggota kelompok Fatherland First untuk melihat foto tersebut sebagai bukti berlangsungnya Islamifikasi di Norwegia, walaupun beberapa komentar menjelaskan bahwa gambar tersebut adalah kursi bus. Adapula yang mengatakan bahwa komentar yang dilontarkan membuat diri mereka konyol.

"Saya terkejut melihat betapa banyak berita kebencian dan berita palsu tersebar (di laman Facebook Fatherland First). Begitu banyak kebencian terhadap kursi bus kosong tentu menunjukkan bahwa prasangka menang atas kebijaksanaan. " kata Beyer.

Norwegia akhir-akhir ini menjadi negara Eropa yang mengusulkan pembatasan penggunaan burqa dan niqab, dengan mengajukan undang-undang yang melarang mereka (wanita yang memakai burqa dan niqab) berada di taman kanak-kanak, sekolah, dan universitas. Bahkan negara lain seperti, Prancis, Belanda, Belgia, Bulgaria dan Bavaria (negara bagian di Jerman) telah membatasi burqa dan niqab di tempat-tempat umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement