Rabu 09 Aug 2017 03:45 WIB

Uni Eropa: Butuh Sebulan Umumkan Penemuan Telur Tercemar

Rep: Sri Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Telur seringkali diklaim sebagai makanan kolesterol tinggi.
Foto: corbis
Telur seringkali diklaim sebagai makanan kolesterol tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Badan Eksekutif UniEropa, Selasa (8/8), mengatakan otoritas di Belgia butuh waktu sekitar sebulan untuk mengumumkan penemuan telur-telur yang terkontaminasi insektisida tingkat rendah. Padahal, negara-negara anggota Uni Eropa telah meminta untuk melakukannya secepatnya.

Puluhan peternakan unggas diBelgia dan Belanda telah diselidiki di tengah perburuan telur yang mengandung Fipronil. Zat ini dianggap berbahaya untuk kesehatan manusia. Beberapa negara Uni Eropa lainnya pun kini mencari telur tercemar tersebut.

Jutaan telur ditarik dari toko-toko di Belgia, Belanda, dan Jerman. Inggris, Perancis, Swedia, dan Swisstelah diperingatkan akan adanya kontaminasi Fipronil dalam telur di wilayah mereka.

Juru Bicara Komisi Eropa, Mina Andreeva, mengatakan tidak ada informasi tentang kejadian kontaminasi hingga 20 Juli. Telur-telur itu ditemukan di Belgia pada Juni lalu.

Ia mengatakan negara-negara Uni Eropa memiliki kewajiban hukum untuk segera memberitahukan adanya informasi yang mengancam kesehatan manusia. Ia menolak memberikan keterangan lebih banyak karena investigasi tengah berlangsung di kedua negara untuk mendalami temuan tersebut.

Otoritas keamanan makanan Belgia mengatakan, dari 86 peternakan yang diperiksa, 21 diantaranya memiliki jejak Fipronil. Peternakan ini dilarang memproduksi produk untuk hewan, seperti ayam. Tingkat deteksi mencapai tujuh kali di bawah batas Eropa untuk dianggap berbahaya.

Fipronil dipercaya dapat masuk dalam rantai makanan ketika secara ilegal ditambahkan pada produk perawatan hewan ternak yang terkena kutu. Menteri Pertanian Belgia Denis Ducarme berjanji akan menjelaskan kontaminasi tersebut. Ia mengatakan konsumen tidak berisiko.

"Saat ini tidak ada bahaya bagi kesehatan masyarakat," kata Ducarme kepada RBTF, Senin (7/8).

Menurut Ducarme, para konsumen perlu mengetahui bahwa semua telur yang terkontaminasi telah dijauhkan dari rak-rak toko. Jika pun ada kandungan Fipronil, ia memastikan levelnya masih di bawah ambang batas yang ditentukan Eropa.

Di Belanda, Marieke van der Molen dari kantor Kejaksaan Nasional untuk urusan kejahatan serius, kejahatan lingkungan, dan penyitaan aset mengatakan sedang menginvestigasi perusahaan yang dicurigai menggunakan Fipronil beserta supliernya. Ia menolak menyebutkan nama perusahaan yang dimaksud.

Menurutdia, penyidik telah mengambil sampel dan dokumen administratif terkait dalampenyelidikan itu. Mereka bekerja sama dengan pemerintah Belgia.

Badan Keamanan Belanda, Selasa (8/8), mengatakan akan melakukan investigasi skandal Fipronil. Ia menyatakan ingin mengetahui kenapa kenapa adanya insektisida dalam rantai makanan tidak diamati sebelumnya.

Penyelidikanitu juga akan melihat peran peternak unggas dan pemerintah, serta melihat sosialisasi risiko makan telur tercemar itu kepada masyarakat. Investigasi dilakukanoleh dewan keamanan untuk meningkatkan keamanan, bukan menyalahkan.

Sementara itu, pejabat negara bagian Jerman di Lower Saxony meminta Fipronil dilarang di seluruh Eropa. Beberapa peternakan disebut terpengaruh setelah menerima desinfektan yang mengandung bahan kimia itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement