Rabu 09 Aug 2017 15:51 WIB

Korut Pertimbangkan Luncurkan Rudal ke Guam

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemerintah Korea Utara (Korut) mengatakan saat ini tengah mempertimbangkan serangan rudal ke wilayah Guam, Amerika Serikat (AS). Rencana ini datang hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump memberikan ancaman terhadap negara itu atas program nuklir mereka.

Rudal yang hendak ditembakkan ke Guam disebut merupakan roket jarak menengah dan jauh. Di wilayah itu, AS memiliki basis persenjataan utama. Dengan langkah Korut kali ini, ketegangan antarnegara itu dan Negeri Paman Sam diyakini akan semakin meningkat.

Ketegangan antara Korut dan AS memanas dalam beberapa waktu terakhir. Trump mengancam akan menggerakan aksi militer, jika program nuklir Korut semakin berbahaya.  Sejumlah kapal angkatan laut negara adidaya itu juga ditempatkan di Semenanjung Korea sebagai langkah antisipasi.

AS dilaporkan telah menerbangkan dua pesawat yang mampu meluncurkan bom B-1B supersonik di atas Semenanjung Korea. Kemudian, jet milik Jepang dan Korsel juga bergabung, seperti apa yang diminta oleh Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley bahwa dua negara itu harus berbuat lebih banyak dengan adanya uji coba rudal terbaru Hwasong-14.

Sementara itu Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan sebuah resolusi untuk memberlakukan sanksi ekonomi terbaru terhadap Korut pada Sabtu (5/8) lalu. Dengan sanksi ini, pendapatan ekpor yang dimiliki negara terisolasi itu dapat berkurang hingga 3 miliar dolar AS.

Resolusi yang dirancang oleh AS, sebagai salah satu anggota tetap dewan itu membuat tidak diizinkannya ekspor sejumlah barang tambang di antaranya batu bara, besi, dan bijih besi. Kemudian, makanan laut juga tidak diperbolehkan untuk diekspor dari Korut. Selain itu, jumlah pekerja dari negara yang dipimpin Kim Jong-un itu yang bekerja di luar negeri juga tidak dapat diperbanyak. 

Serangkaian uji coba perangkat nuklir, termasuk juga rudal balistik dilakukan oleh Korut. Kali ini, uji coba Peluru Kendali Balistik Antar Benua atau ICBM yang diklaim sukses pertama kali dilakukan pada 4 Juli lalu. Saat itu, rudal yang disebut dengan nama Hwasong-14 tersebut juga dikatakan mampu membawa hulu ledak nuklir besar dan menjangkau daratan AS, khususnya wilayah Alaska.

Pejabat intelijen AS meyakini Korut tergolong sukses mengembangkan senjata nuklir yang mampu menyerang negara itu. Langkah kesuksesan Korut dinilai jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.  Demikian dengan pemberitaan dari surat kabar Kementerian Pertahanan Jepang. Program nuklir Korut dinilai memiliki kemajuan signifikan dan kemungkinan senjata berbahaya tersebut dapat diluncurkan kapanpun.

Baca juga,  AS Siap Gunakan Kekuatan Militer Terhadap Korut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement