Rabu 27 Sep 2017 16:39 WIB

AS Belum Melihat Tanda-Tanda Korut akan Menyerang

Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perwira Tinggi Militer Amerika Serikat (AS) Joseph Dunford mengatakan, hingga saat ini tidak terdeteksi adanya aktivitas militer yang mengancam dilakukan oleh Korea Utara (Korut), Selasa (26/9). Laporan ini datang menyusul ancaman negara itu yang bersiap untuk memperkuat pertahanan mereka, khususnya di basis pantai timur.

"Belum ada tanda-tanda perubahan yang tidak biasa dalam pergerakan tubuh pasukan Korut. Bagaimanapun, kami tetap akan mengawasinya secara hati-hati," ujar Dunford dilansir  CNBC, Rabu (27/9).

Korut sebelumnya mengancam akan menembak jatuh pesawat AS yang terbang dari garis pantai negara mereka pada Senin (25/9). Bahkan, meski saat itu pesawat telah berada di wilayah udara internasional.

Negara terisolasi itu dilaporkan telah mengerahkan sejumlah jet tempur, berikut dengan tangki bahan bakar eksternal, serta rudal udara ke basis pantai timur. Selama ini, basis itu dikenal sebagai salah satu pertahanan militer utama Korut.

Menurut Dunford, saat ini AS telah mempersiapkan pasukan militer untuk merespon segala bentuk tindakan provokasi yang dilakukan Korut serta konflik yang mungkin terjadi. Pasukan juga disiapkan untuk melindungi sekutu Negeri Paman Sam di wilayah sekitar negara itu yakni Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.

Ia juga mengatakan, nampaknya motivasi utama Korut untuk mengembangkan senjata nuklir sepenuhnya adalah untuk pertahanan. Karena itu, sebuah serangan pre-emptive yang AS lakukan ke negara pimpinan Kim Jong-un itu mungkin menjadi pilihan, meski menimbulkan risiko yang serius.

"Ketika kami melakukan sesuatu, tidak seharusnya diasumsikan bahwa kami dapat mengontrol eskalasi. Ada yang perlu dipikirkan adalah apa yang mungkin terjadi dan yang diinginkan terjadi," jelas Dunford.

Korut telah berulang kali memicu kemarahan internasional atas serangkaian uji coba rudal dan perangkat nuklir yang dilakukan. Pada 3 September negara yang dipimpin Kim Jong-un itu juga melakukan tes terbaru dari bom hidrogen yang disebut dirancang untuk ditempatkan di dalam Peluru Kendali Balistik Antar Benua (ICBM).

Kemudian yang lebih baru adalah pada 15 September lalu. Korut menembakkan rudal balistik ke wilayah utara Jepang. Berdasarkan laporan, senjata itu mencapai ketinggian sekitar 770 kilometer atau 478 mil. Jarak yang ditempuh adalah sekitar 3.700 kilometer.

Korut bahkan sebelumnya berencana untuk meluncurkan rudal ke wilayah Guam, AS pada pertengahan Agustus lalu. Namun, Kim Jong-un mengatakan terlebih dahulu hendak mengawasi tindakan AS untuk mencegah bentrokan militer berbahaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement