Ahad 13 Aug 2017 21:04 WIB

Guam Gelar Persiapan Hadapi Rudal Korut

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, GUAM -- Penduduk Guam telah melakukan latihan penyelamatan diri menyusul ancaman serangan rudal oleh Korea Utara (Korut). Hal ini dinilai penting dilakukan mengingat waktu tempuh rudal Korut meunju Guam diperkirakan hanya 14 menit saja.

Pada Jumat (11/8), Pemerintah Guam menerbitkan panduan penyelamatan diri untuk 163 ribu penduduknya. Panduan ini mencakup cara bersembunyi dan menghadapi potensi ancaman radiasi yang timbul bila Korut benar-benar meluncurkan rudalnya.

Dalam panduan berjudul “Preparing for an Imminent Missile Threat”, Kementerian Dalam Negeri Guam  menyarankan agar warga mencari perlindungan di rumah, sekolah, dan kantor yang tak berjendela dan berbeton cukup padat untuk menyerap radiasi.

Bila berhasil menyelamatkan diri di tempat-tempat yang dimaksud, warga Guam wajib tinggal di sana setidaknya selama 24 jam. Sedangkan mereka yang terjebak di luar, harus berbaring dan menutupi kepalanya masing-masing. Mereka juga dilarang melihat kilatan atau bola api dari rudal yang datang karena berpotensi menyebabkan kebutaan.

Kendati demikian, sebagian warga Guam masih tampak tak cemas dan tergesa-gesa dalam menyiapkan skema penyelamatan diri. Mike Benavente, misalnya. Lelaki yang sehari-harinya bekerja mereparasi AC ini mengaku masih menghabiskan waktunya untuk keluarga.

“Persiapan untuk serangan? Saya melakukannya!!,” kata Benavente sambil menunjuk ke arah panggangan yang disiapkannya untuk memanggang daging hamburger. “Jika kita memiliki rudal yang besar datang ke sini, semua orang akan mati. Bagaimana saya bisa bersiap untuk (menghadapi) sebuah rudal?,” katanya menambahkan.

Hotel-hotel mewah di sepanjang pantai Guam Tumon juga tidak tergesa-gesa untuk bersiap menghadapi ancaman rudal Korut. Staf di beberapa hotel dan resor mengatakan bahwa mereka mengetahui pemerintah setempat telah mengeluarkan panduan penyelamatan diri. Kendati demikian, mereka mengaku telah memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat.

“Kami memiliki rencana evakuasi untuk menghadapi topan, tsunami, terorisme, tapi kami tidak memiliki apa-apa untuk serangan rudal Korut,” ungkap seorang pimpinan sebuah resor di pantai Guam Tumon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement