Selasa 15 Aug 2017 07:05 WIB

Ratusan Orang Terkubur Hidup-Hidup dalam Longsor Sierra Leone

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nidia Zuraya
Peta Sierra Leone
Foto: www.worldatlas.com
Peta Sierra Leone

REPUBLIKA.CO.ID, FREETOWN - Lebih dari 200 orang diperkirakan tewas terkubur hidup-hidup dalam bencana banjir bandang dan tanah longsor di ibu kota Freetown, Sierra Leone, di Afrika Barat. Sebuah lereng bukit di distrik Regent ambruk dan membuat banyak rumah tertutup lumpur pada Senin (14/8) pagi setelah hujan deras turun terus menerus.

Seorang wartawan BBC yang berada di tempat kejadian mengatakan, banyak orang mungkin tengah tertidur saat tanah longsor terjadi. Wakil Presiden Sierra Leone Victor Bockarie Foh menuturkan, kemungkinan ratusan orang tewas dan jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat.

"Bencana itu sangat serius sehingga saya sendiri merasa hancur," ungkap Foh, dikutip BBC.

Dia mengatakan, distrik tersebut telah terisolasi saat banyak orang yang harus dievakuasi. Penduduk setempat dilaporkan mencoba mencari mayat dari reruntuhan dan lumpur dengan tangan kosong.

Daerah yang paling parah terkena dampak longsor adalah distrik Regent di pinggiran kota Freetown. Puluhan rumah terkubur saat lereng bukit ambruk sekitar pukul 06.00 waktu setempat.

Seorang juru bicara Palang Merah mengatakan setidaknya 205 jenazah telah ditemukan dan dibawa ke kamar mayat di Freetown. Juru bicara Palang Merah lainnya, Abubakarr Tarawallie, mengatakan relawan dan staf organisasi tersebut telah terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan.

Menurutnya, orang-orang yang terkena dampak sangat membutuhkan tempat berlindung dan selimut. Dia menambahkan, setidaknya 100 bangunan telah terendam dan beberapa di antaranya telah runtuh setelah tanah dari gunung Sugar Loaf longsor.

Kantor berita AFP kemudian melaporkan jumlah korban tewas akibat banjir di sekitar ibukota telah meningkat menjadi 312 orang. Ratusan orang juga kehilangan tempat tinggal akibat tanah longsor.

"Lebih dari 2.000 orang kehilangan tempat tinggal sebagai akibat dari tanah longsor di wilayah Regent," ujar Seorang pejabat manajemen bencana Sierra Leone, Candy Rogers.

Seorang wanita mengatakan dia telah kehilangan lebih dari 11 anggota keluarganya dalam bencana tersebut. Sementara seorang pria lain mengatakan dia telah kehilangan istri, ibu mertua, dan anak-anaknya.

Ratusan orang masih datang ke lokasi longsor itu untuk mencari kerabat mereka yang hilang. Beberapa dari mereka mengatakan mereka belum dapat menemukannya.

Hujan sering melanda daerah-daerah di sekitar Freetown, sebuah kota pesisir yang penuh sesak dengan lebih dari satu juta orang penduduk. Pada 2015, Freetown mengalami banjir mematikan yang dipicu oleh hujan yang menewaskan 10 orang dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement