Kamis 17 Aug 2017 00:01 WIB

Trump Puji Keputusan Bijak Kim Jong Un

Rep: Marniati/ Red: Ratna Puspita
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan upaya percobaan rudal balistik jarak jauh  Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan militer Korea Utara
Foto: KCNA/Reuters
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan upaya percobaan rudal balistik jarak jauh Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan militer Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (16/8) memuji pemimpin Korea Utara Kim Jong Un atas keputusan "bijak" tidak menembakkan rudal ke wilayah Guam, Amerika Serikat. Keputusan ini telah mengurangi ketegangan antara kedua negara.

Korea Utara tidak merahasiakan rencananya untuk mengembangkan sebuah rudal yang mampu menembaki sebuah hulu ledak nuklir di Amerika Serikat. Rencana itu untuk melawan apa yang dirasakan oleh Korea Utara sebagai ancaman invasi AS secara terus-menerus.

Trump memperingatkan Korea Utara pekan lalu bahwa negara di Asia Timur itu akan menghadapi "api dan kemarahan" kalau mengancam Amerika Serikat. Pernyataan Trump mendorong Korea Utara mempertimbangkan rencana menembakkan rudal ke arah pulau yang berada di Samudra Pasifik itu. 

Namun, media Korea Utara melaporkan pada Selasa (15/8) bahwa Kim telah menunda keputusan tersebut sembari menunggu langkah Amerika Serikat selanjutnya. “Kim Jong Un dari Korea Utara membuat keputusan yang sangat bijaksana dan beralasan," Trump menulis di Twitter, dilansir dari Reuters. “Alternatifnya pasti sangat buruk dan tidak bisa diterima!"

Ancaman Korea Utara meluncurkan ke Guam telah mendorong Trump untuk mengatakan bahwa senjata militer AS berada dalam posisi “dikunci dan dimuat" jika Korea Utara bertindak tidak bijaksana. Korea Utara telah lama mengabaikan peringatan dari Barat dan dari sekutu utamanya, Cina, untuk menghentikan uji coba nuklir dan rudal yang bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Amerika Serikat telah berharap Cina dapat menekan Korea Utara untuk mengendalikan program persenjataannya. Pejabat tinggi di militer AS menegaskan kembali dalam perundingan di Beijing pekan ini. Ketua Kepala Staf Gabungan AS Joseph Dunford mengatakan kepada Kepala Staf Gabungan Tentara Pembebasan Rakyat Fang Fenghui, di Beijing bahwa program senjata Korea Utara mengancam seluruh masyarakat internasional, termasuk Cina.

Cina telah berulang kali meminta agar semua pihak menahan diri dan tetap tenang. Kendati menandatangani sanksi berat untuk Korea Utara, Cina menyatakan kunci resolusi ada di kedua kubu, baik Washington dan Pyongyang, agar saling berbicara, daripada mengharapkan Korea Utara untuk melakukan semua upaya perdamaian. 

Kanselir Jerman Angela Merkel juga menggemakan sudut pandang tersebut pada Rabu. "Saya benar-benar menentang persenjataan retoris yang sedang digunakan oleh semua pihak ... Tidak ada solusi militer untuk konflik ini, hal itu harus diselesaikan melalui negosiasi," kata Merkel ketika menanggapi sebuah pertanyaan tentang Korea Utara dalam sebuah wawancara dengan YouTube. .

Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel mengatakan ketika semua orang prihatin dengan situasi tersebut, ia semakin optimistis dengan tekanan Cina terhadap Korea Utara akan membuahkan hasil. “Sejak kemarin kami sedikit lebih optimis. Saya pikir tekanan China memberi kontribusi pada pernyataan dari Korea Utara tentang mengenyampingkan gagasan menembakkan rudal," kata Gabriel.

Jet Jepang melakukan manuver udara bersama pesawat tempur AS di barat daya semenanjung Korea pada Rabu (16/8) waktu setempat. Latihan di Laut Cina Timur ini  melibatkan dua pesawat tempur Lancer B-1B Angkatan Udara AS yang terbang dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam dan dua jet tempur F-15 Jepang. “Penerbangan pelatihan dengan Jepang ini menunjukkan solidaritas dan tekad yang kita bagi bersama sekutu untuk menjaga perdamaian dan keamanan di Indo-Asia-Pasifik," kata Angkatan Udara AS dalam pernyataan resmi. 

Pesawat AS yang dirancang untuk membawa bom nuklir dan kemudian beralih ke muatan konvensional ini telah menerbangkan beberapa jenis maskapaainya di Asia Timur dalam beberapa pekan terakhir. Selain latihan udara dengan Jepang, peswat tempur ASoni  juga melakukan latihan dengan pesawat Korea Selatan.

Korea Utara menganggap latihan AS dengan Korea Selatan dan Jepang sebagai persiapan untuk menyerangnya. Latihan yang dilakukan AS dan Jepang ini juga membuat Cina marah.  Menurut Cina, negara-negara tersebut tidak melakukan apapun untuk mengurangi ketegangan.

Pada Rabu, seorang perwira militer senior Cina menegaskan kembali posisi Cina mengenai perlunya menjaga perdamaian dan stabilitas pada jenderal tertinggi Amerika Serikat, Joseph Dunford. Song Puxuan, komandan Komando Teater Utara China, menekankan pada Dunford bahwa masalah nuklir Korea Utara harus diselesaikan secara politis melalui pembicaraan. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menunda keputusan untuk menembakkan rudal ke Guam dan pejabat AS.  Sejak saat itu ia menggunakan nada yang lebih lembut, namun ketegangan di wilayah ini tetap tinggi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement