Jumat 18 Aug 2017 21:13 WIB

Istri Presiden Zimbabwe Dapatkan Kekebalan Diplomatik Atas Kasus di Afsel

Rep: Puti Almas/ Red: Nidia Zuraya
Grace Mugabe.
Foto: ja.wikipedia
Grace Mugabe.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Pemerintah Afrika Selatan (Afsel) berencana memberikan kekebalan diplomatik kepada istri dari Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Grace, Jumat (18/8). Dengan keputusan itu, ibu negara tersebut dapat menghindari tuntutan atas dugaan penyerangan seorang perempuan bernama Gabriella Engels.

Grace disebut memukul Engels dengan kabel listrik di sebuah hotel di Johannesburg, salah satu kota terbesar di Afrika Selatan. Dari sejumlah gambar yang beredar, terlihat korban yang diketahui merupakan seorang model itu mengalami luka di bagian kepala.

Menurut keterangan, saat kejadian Engels tengah berada di hotel untuk menunggu salah satu putra Grace. Korban nampaknya dianggap telah bersama dengan anaknya dan melakukan hal-hal yang tidak benar.

Kepolisian Afrika Selatan sebelumnya mengeluarkan peringatan red alert yang berlaku di perbatasan negara tersebut. Langkah ini dilakukan untuk mencegah Grace melarikan diri dan mengindikasikan bahwa tidak ada perlakuan khusus, termasuk kekebalan diplomatik yang mungkin diberikan kepadanya.

Pencarian terhadap Grace masih dilakukan. Pihak berwenang telah mengeluarkan pernyataan agar perempuan berusia 52 tahun itu menyerahkan diri sejak Selasa (15/8) lalu.

Pemerintah Zimbabwe kemudian mengajukan dikabulkannya kekebalan diplomatik terhadap Grace. Namun, langkah ini mendapat penolakan dari banyak pihak di Afrika Selatan, salah satunya pengacara Gerrie Nel yang mengatakan hendak melakukan pembelaan terhadap Engels menolak dengan tegas.

Ia juga menuturkan jika kepolisian Afrika Selatan gagal bertindak, maka kasus Grace dapat menjadi sebuah tuntutan hukum secara personal. Nel juga menjelaskan pihaknya dapat melakukan langkah untuk menghilangkan kekebalan diplomatik ibu negara Zimbabwe tersebut.

Meski demikian, seorang sumber dalam Pemerintah Afrika Selatan mengatakan tidak mungkin Grace dapat ditangkap dengan kekebalan diplomatik yang ia miliki. Selain karena hubungan dengan Zimbabwe, langkah untuk menuntut ibu negara itu dinilai dapat dianggap sebagai pengkhianatan oleh banyak pemimpin negara Afrika lainnya.

"Jelas ini menjadi implikasi hubungan Afrika Selatan dan Zimbabwe dan apa yang mungkin terjadi adalah Grace diizinkan pulang ke negaranya dan kami mengatakan telah memberi kekebalan diplomatik," ujar sumber pemerintahan tersebut.

Langkah Pemerintah Afrika Selatan kali ini dinilai dapat kembali membuat kemarahan publik jika membiarkan Grace bebas. Seperti yang terjadi pada 2015, di mana pemerintah negara itu gagal melakukan penangakapan terhadap Presiden Sudan Omar Al Bashir.

Penangkapan Bashir yang diketahui berada di Afrika Selatan telah diminta oleh Pengadilan Pidana Internasional. Namun, pemerintah negara itu menilai bahwa Bashir memenuhi syarat mendapat kekebalan diplomatik.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement