Sabtu 19 Aug 2017 17:38 WIB

AS Sebut Kepentingannya di Suriah Hanya Kalahkan ISIS

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) menggotong rekannya yang mengalami cedera dalam pertempuran melawan tentara Suriah loyalis Presiden Bashar Al Assad.
Foto: Reuters/Khalil Ashawi
Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) menggotong rekannya yang mengalami cedera dalam pertempuran melawan tentara Suriah loyalis Presiden Bashar Al Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku tidak memiliki kepentingan apa-apa di Suriah, kecuali untuk menumpas milisi ISIS. Ini merupakan bantahan AS atas tuduhan dalam sebuah laporan yang menyebut Negeri Paman Sam akan tetap tinggal di Suriah selama beberapa dekade mendatang.

“Misi kami secara keseluruhan adalah untuk mengalahkan ISIS, entah itu di Irak atau di Suriah. Itulah tujuan kami, yakni untuk mengalahkan ISIS dan tidak melakukan apapun lebih dari itu,” ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert dalam sebuah sesi konferensi pers, seperti dilaporkan laman Anadolu Agency, Sabtu (19/8).

Nauert juga menanggapi sebuah pertanyaan tentang klaim juru bicara Angkatan Bersenjata Suriah (SDF) yang menyatakan AS akan tetap tinggal di Suriah dalam jangka waktu lama setelah ISIS ditumpas.

“Kami ingin Suriah diperintah oleh orang-orang Suriah, bukan oleh AS, bukan oleh kekuatan lain, tapi oleh rakyat Suriah,” katanya menanggapi pertanyaan tersebut.

AS telah mendukung pasukan Kurdi, PKK/PYD, yang dianggap Turki sebagai organisasi teroris Suriah, bersama beberapa kelompok milisi Arab lainnya di bawah payung SDF.

AS memandang SDF sebagai mitra strategis dalam perjuangannya untuk melawan ISIS. Terkait hal ini, AS terus menyuplai senjata dan peralatan untuk menentang keberatan keras oleh Turki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement