Senin 21 Aug 2017 22:45 WIB

Masjid di Hyderabad Tolak Penjualan Anak Gadis ke Pria Arab

Perdagangan manusia/ilustrasi
Foto: flarenetwork.org
Perdagangan manusia/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Masjid di simpul teknologi India, Hyderabad, bergabung dalam kampanye berkelanjutan untuk menghentikan anak-anak sekolah dijual sebagai pengantin untuk pria tua Arab. Demikian disampaikan pihak berwenang pada Senin.

India pada pekan meluncurkan penyelidikan mengenai pernikahan seorang perempuan berusia 16 tahun dengan seorang warga Oman berusia 65 tahun dengan imbalan 500 ribu rupee India atau setara dengan Rp 7,8 juta. Korban menghubungi ibunya dari Muscat untuk meminta pertolongan.

Polisi Hyderabad mengatakan, ayah perempuan tersebut telah memberikan dokumen palsu mengenai usianya -perempuan di India tidak dapat menikah secara sah sampai usia 18 tahun- dan telah ditahan untuk diperiksa. Polisi mencari yang memimpin pernikahan di hotel di Hyderabad.

Juru kampanye mengatakan bahwa sejumlah perkawinan semacam itu dilakukan setiap tahun dan kebanyakan anak-anak perempuan disiksa secara fisik dan seksual atau didorong ke perbudakan rumah tangga.

"Itu perdagangan manusia dengan kedok pernikahan karena orang-orang miskin menjadi sasaran, terpikat dan dimanipulasi untuk memberikan anak perempuan mereka," kata Imtyaz Rahim, petugas perlindungan anak distrik di Hyderabad kepada Thomson Reuters Foundation.

"Pada masa lalu, kami membuat izin penghulu dibatalkan karena melakukan pernikahan semacam itu Kami sekarang meminta mereka untuk secara wajib memeriksa bukti usia calon pengantin wanita. Kami juga meminta masjid untuk memasukkan pesan mengenai perkawinan semacam itu dalam khotbah mereka," katanya.

Rahim mengatakan bahwa pengumuman lima sampai 10 menit di masjid akan menyebarkan kesadaran terhadap perkawinan dini anak.

Polisi telah menindak perkawinan anak-anak di Hyderabad dan daerah sekitarnya. Namun para pejabat mengatakan, sebagian besar perkawinan dengan pria Arab dilakukan secara diam-diam dan lebih mudah untuk mendapatkan akses ke orang-orang melalui khotbah di masjid.

Perkawinan dengan pria Arab yang kaya dan seringkali tua, telah lazim selama puluhan tahun di Hyderabad, sebuah pusat bagi perusahaan teknologi informasi global. Orang tua para gadis mengatur perkawinan dalam banyak kasus dengan imbalan pembayaran tunai.

Jameela Nishat, pendiri Asosiasi Sumber Daya dan Kesejahteraan Perempuan Shaheen, mengatakan bahwa hukum yang lebih ketat mengenai pernikahan anak di India telah berjalan efektif.

"Tapi anak perempuan sekarang dibawa ke negara-negara Teluk untuk bekerja atau dengan visa kunjungan selama 40 hari dan terjebak dalam pernikahan," katanya.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement