Kamis 24 Aug 2017 19:49 WIB

Ribuan Muslim Turun ke Jalan Kecam Serangan di Barcelona

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi berjaga di Las Ramblas, Barcelona, setelah serangan mobil pada Kamis (17/8) sore waktu setempat.
Foto: AP Photo/Manu Fernandez
Polisi berjaga di Las Ramblas, Barcelona, setelah serangan mobil pada Kamis (17/8) sore waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Ribuan umat Muslim bergabung untuk melakukan demonstrasi mengecam terorisme dan menunjukkan dukungan terhadap korban serangan Barcelona. Surat kabar Spanyol El Pais melaporkan, lebih dari 2.500 orang dari berbagai komunitas berkumpul di sekitar Las Ramblas di Barcelona tengah.

Para demonstran membawa spanduk bertuliskan "Kami juga korban," "Terorisme tidak memiliki agama," dan "Kami semua adalah Barcelona, ​​bukan terorisme." Di bagian depan arak-arak mereka terdapat spanduk hijau besar bertuliskan: "Kami adalah Muslim, bukan teroris."

Dilansir dari The Independent, teror Barcelona terjadi pada Kamis (17/8), saat sebuah van menabrak kerumunan di Las Ramblas dan menewaskan 13 orang. Setelah itu, sebuah serangan juga terjadi di kota pantai Cambrils yang menewaskan satu orang.

Perwakilan dari komunitas Islam membacakan sebuah pernyataan yang menolak serangan tersebut. Mereka mengungkapkan dukungan untuk para korban dan yang terluka di Catalan, Spanyol, dan Arab.

Demonstrasi tersebut juga diikuti oleh presiden Catalan, Carme Forcadell; Sekretaris untuk Hubungan Eksternal dan Kelembagaan, Raul Romeva; serta Wakil Wali Kota Pertama Barcelona, ​​Gerardo Pisarello. Anggota parlemen Catalan dan Dewan Kota Barcelona juga turut hadir.

Pelaku tunggal dari serangan awal, Younes Abouyaaqoub (22 tahun) tewas ditembak di barat Barcelona setelah perburuan besar-besaran oleh polisi. Polisi mengatakan, Abouyaaqoub sempat menunjukkan rompi bom bunuh diri palsu kepada dua petugas yang mengadangnya di sebuah kebun anggur.

Polisi mengatakan mereka memiliki bukti ilmiah Abouyaaqoub mengendarai van yang melesat melewati kawasan pejalan kaki di Las Ramblas. Sebelumnya dia membajak mobil van itu dan menusuk sopirnya.

Polisi menambahkan, saudara laki-laki dan teman Abouyaaqoub telah membentuk kelompok ekstremis bersama 12 orang lainnya. Tak lama kemudian, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Setelah serangan, Barcelona akan menugaskan lebih banyak polisi di sekitar stasiun dan tempat-tempat wisata. Kota ini bertekad untuk lebih meningkatkan keamanan, namun tidak ingin membebani penduduknya dengan banyak pembatasan.

Kerusuhan Barcelona menghidupkan kembali ingatan bagaimana kota-kota besar dapat mencegah serangan teror dengan lebih baik. Militan telah menggunakan truk dan mobil sebagai senjata untuk membunuh hampir 130 orang di Prancis, Jerman, Inggris, Swedia, dan Spanyol dalam 13 bulan terakhir.

Otoritas Catalan juga bisa memasang beberapa penghalang jalan permanen dan mengubah beberapa jalan menjadi jalan khusus bagi pejalan kaki. Ibu kota regional yang didatangi sekitar 30 juta pengunjung per tahun ini merupakan rumah bagi beberapa bangunan bersejarah yang dirancang oleh arsitek Antoni Gaudi, termasuk bangunan Sagrada Familia yang menjulang tinggi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement