Selasa 05 Sep 2017 11:17 WIB

Mengaku Patuhi Embargo Myanmar, Israel Tetap Kirimi Senjata

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri
Sejumlah warga Rohingya beraktivitas di kamp pengungsian internal Sittwe, negara bagian Rakhine, Myanmar, Minggu (3/9).
Foto: Antara/Willy Kurniawan
Sejumlah warga Rohingya beraktivitas di kamp pengungsian internal Sittwe, negara bagian Rakhine, Myanmar, Minggu (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, RAKHINE -- Israel terus memasok senjata ke Myanmar meskipun rezim di negara mayoritas Buddha tersebut terus melakukan pelanggaran HAM berat terhadap etnis Rohingya. Pada 5 Juni, menjawab pertanyaan anggota Knesset, Tamar Zandberg mengenai penjualan senjata ke Myanmar, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan, Israel masih berada di bawah negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, eksportir senjata terbesar.

"Kami tunduk pada mereka dan mempertahankan kebijakan yang sama," kata Lieberman seperti dilansir Haaretz, Senin, (4/8).

Pleno Knesset, ujarnya, mungkin bukan forum yang tepat untuk pembahasan perinci mengenai masalah penjualan senjata Israel ke Myanmar. Ia mengulangi, Israel mematuhi pedoman yang dibuat negara-negara barat.

Padahal sesungguhnya, Amerika Serikat dan Uni Eropa memberlakukan embargo senjata ke Myanmar. Ini menunjukkan bahwa klaim Lieberman salah.

Israel selama ini juga mendukung kejahatan perang di Argentina. Padahal, AS mengembargo Argentina. Israel juga mempersenjatai pasukan Serbia yang melakukan pembantaian di Bosnia meskipun ada embargo PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement