Kamis 07 Sep 2017 10:26 WIB

Otoritas AS Tindaklanjuti Temuan Akun Palsu di Facebook

Rep: Christiyaningsih/ Red: Agus Yulianto
Facebook (ilustrasi)
Foto: AP
Facebook (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Facebook baru saja mengumumkan kabar mengejutkan bahwa perusahaannya menerima uang dari iklan propaganda selama pilpres AS lalu. Akun-akun palsu yang berbasis di Rusia juga ditemukan di Facebook dengan tujuan yang sama. Iklan-iklan itu dipasang dengan tujuan memengaruhi preferensi politik warga AS dalam pemilihan presiden ketika Trump melawan Hillary. 

Chief Security Officer Facebook, Alex Stamos, seperti dikutip dari laman news.com.au mengatakan, temuan itu didapat setelah Facebook meneliti penerimaan iklan oleh klien. Kini, otoritas AS mengambilalih penyelidikan ini. Robert Mueller ditunjuk untuk mendalami campur tangan Rusia selama pilpres AS. Mueller juga ditugaskan menelusuri potensi adanya koordinasi Rusia dengan orang-orang di lingkungan Presiden Trump. 

Merespons adanya 470 akun yang dikendalikan dari Rusia, Stamos mengungkapkan, para investigator menemukan pengeluaran sebanyak 50 dolar AS untuk 2.200 iklan yang diduga dikendalikan dari Rusia. Beberapa di antaranya menggunakan alamat IP AS, namun menggunakan bahasa Rusia dalam pengaturan. 

Usai pilpres AS selesai digelar, Facebook sempat menghadapi tudingan bahwa platformnya memuluskan masuknya arus informasi palsu. Menanggapi hal itu, Facebook menelurkan kebijakan yang melarang penyebaran informasi palsu dan penipuan.

Adam Schiff, dedengkot Partai Demokrat yang duduk di Komite Inteligensi mengatakan, terungkapnya akun dan iklan palsu di Facebook mengonfirmasi dugaan banyak pihak. Selama ini, sejumlah kalangan menduga ada keterlibatan Rusia dalam pilpres di AS. 

"Satu hal penting yang sangat ingin kita ketahui adalah apakah ada koordinasi pemerintah Rusia dengan akun-akun palsu di media sosial," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement