Jumat 08 Sep 2017 14:16 WIB

Australia Terima 26 Ribu Senjata Ilegal dalam Amnesti Nasional

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Senjata ilegal (ilustrasi)
Foto: hispanicallyspeakingnews.com
Senjata ilegal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA - Warga Australia telah menyerahkan hampir 26 ribu senjata api ilegal setelah pemerintah menyelenggarakan amnesti senjata nasional di negara tersebut. Amnesti nasional dimulai pada 1 Juli untuk membantu melawan ancaman terorisme dan masuknya senjata ilegal ke negara tersebut.

Memiliki senjata api yang tidak terdaftar di Australia dianggap sebagai perbuatan ilegal. Mereka yang tertangkap di luar periode amnesti, terancam denda hingga 225 ribu dolar AS dan kurungan penjara hingga 14 tahun.

Program amnesti yang akan berjalan sampai 30 September ini mempersilakan warga Australia untuk menyerahkan senjata api mereka dan item berbahaya terkait lainnya, tanpa rasa takut untuk dituntut. Menteri Kehakiman Australia Michael Keenan mengatakan, hasil yang bagus dari program ini akan membuat negara lebih aman.

Polisi memperkirakan ada sekitar 260 ribu senjata terlarang di Australia. Beberapa digunakan dalam aksi kejahatan terorganisir serta insiden teror yang banyak terjadi beberapa tahun ini.

Seperti dilaporkan BBC, Keenan mengutip contoh kasus Man Haron Monis, pelaku pengepungan kafe di Sydney pada 2014. Monis menggunakan senapan tak terdaftar yang telah memasuki Australia pada 1950-an.

Pada amnesti nasional 1996 dan 1997, warga Australia telah menyerahkan 643.726 senjata api. Saat itu terjadi pembunuhan 35 orang di kota Port Arthur, Tasmania, yang merupakan insiden terburuk terakhir di negara ini. Insiden tersebut juga menyebabkan larangan senjata semi otomatis dan otomatis di Australia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement